Give up in the same time.. yeah..

Jumat, 27 Februari 2015

Kamu menyerah.
Maka aku pun juga akan melakukan hal yang sama.
Kamu terlalu sering mengingat dia.
Hingga hampir tak ada celah untukku masuk.
Kamu terlalu dingin dan datar.
Membuatku tergelincir dan jatuh berulang kali.
Dan dengan bodohnya, berkali-kali pula aku bangkit.

Kamu benar.
Semuanya berakhir selalu dengan ending yang sama.
Sakit hati. Pahit. Asam. Asin. Manis.
Rasanya tercampur dan bikin pusing.
Itulah yang aku alami saat ini.
Lebih dari itu, aku hancur karnamu.

Tanpa Kamu Tahu...

Kamis, 26 Februari 2015

Tanpa kamu tahu, aku sudah mencarimu sejak lama.
Menatapmu dari sudut terkecil di antara banyak murid lainnya. Mendengarmu dari sekian banyak berita yang ada. Mengetahui dengan berat hati, ternyata kamu telah menjatuhkan hati pada seseorang. Teman sekelasmu.

Saat itu aku hanya diam. Memandangmu dan dia yang selalu bersama. Sekilas, melihat kalian berjalan beriringan dan aku hanya mampu berdiri seperti patung. Kalian tertawa. Tersenyum. Terlihat begitu bahagia. Saat itu, melihatmu, memandangmu dari jauh, mendengar berita tentangmu, adalah hal yang harus kuhindari. Tanpa kamu tahu, aku berucap dalam hati, "Cukup! Aku sudah lelah. Sudah sangat lelah. Aku akan berhenti. Aku tidak akan jadi Secret Admirernya lagi."

Setelah itu, tak ada lagi tentangmu. Kamu menghilang sama seperti sebelum kita mengenal. Meskipun kulihat kalian selalu bersama, meskipun masih ada rasa canggung dalam diriku, meskipun kamu tak pernah menengok padaku sedikit pun, aku sudah tidak peduli lagi! Yang ku tahu saat itu, aku sudah lelah dan inilah waktunya untukku berhenti. Berhenti memata-matai semua aktivitasmu di sosial media. Berhenti melihat kedekatanmu dengan dia yang jika kulihat, justru hanya membuat nafasku sesak. Berhenti mendengar semua tentangmu seakan berpura-pura menutup mata, telinga, dan hatiku.




Dalam beberapa waktu, aku bebas...






Beberapa waktu, kubiarkan hatiku terbuka untuk siapa pun. Dan aku benar-benar lupa segala tentangmu.

Sampai saat ini datang.

Ketika kita kembali bertemu dengan cara yang sama.
Ketika kamu sudah menjadi sama sepertiku tetapi masih suka mengais masa lalu.
Ketika keadaan memaksa kita jadi semakin dekat.
Hingga kemudian ku dengar berita, kamu berusaha mendekatiku. Dan (bodohnya), aku tidak pernah peka.!

Jujur, aku bingung.
Tuhan telah membuat duniaku benar-benar terbalik!
Ketika aku sampai pada titik terlelahku untuk menunggu, justru kini kamu yang berbalik. Datang. Mengajakku mengobrol. Dekat. Hingga akhirnya kuputuskan hubungan beberapa saat. (Ya.. itu karna aku ingin fokus belajar dulu.)

Aku tau.
Aku memang terlalu egois.
Menjauhimu tiba-tiba, justru di saat kita begitu dekat.
Menghindar darimu, padahal (bersamamu) adalah hal yang kutunggu sejak dulu.

Dan karena sikapku, kamu pun juga sama menyerahnya.
Kamu juga sama lelahnya sepertiku.
Kamu tidak ingin berharap pada orang yang tak sadar dengan kehadiranmu.
Kamu benar dan salah.
-benar, karena sikapmu adalah akibat dari sikapku yang tak pernah peka.
-salah, karena tanpa kamu tahu, aku sangat peka padamu.

Ada suatu alasan yang tak bisa kutuliskan disini. Terlalu rumit.

Tapi, tanpa kamu tahu, aku masih punya rasa itu.
Tanpa kamu tahu, aku masih jadi stalker setiamu.
Tanpa kamu tahu, aku masih melihatmu dari jauh.
Tanpa kamu tahu, aku masih membuka telingaku untuk mendengar semua berita tentangmu.
Tanpa kamu tahu, aku masih membuka mataku untuk memandangmu, mencari sosokmu, menatapmu melalui sudut terkecil di sekolah.
Tanpa kamu tahu, aku masih mengecek kehadiranmu di sekolah dengan melihatmu saat jam Shalat Dzuhur.
Tanpa kamu tahu, aku masih membicarakanmu dengan seorang teman di kelasku.
Tanpa kamu tahu, aku masih selalu penasaran dengan maksud dari semua DP dan statusmu di BBM.
Tanpa kamu tahu, aku masih jadi Secret Admirermu.

Memang, aku sudah lelah. Terlalu capek, bahkan.
Tapi, tanpa kamu tahu, kebiasaanku masih belum berhenti sepenuhnya.







Apa kamu heran, kenapa aku selalu menyisipkan kalimat 'tanpa kamu tahu'?
Karena, tanpa kamu mengetahui semua itu, aku sudah menyadarinya. Aku sudah tahu, bahwa semua yang kulakukan, apapun itu, kamu juga tidak akan pernah peduli. Ya kan?

Wake up!

Jumat, 20 Februari 2015

Akhirnya semua kembali.
Mimpi indah telah usai. Hingga sudah saatnya untukku bangun.
Cerita pendek ini berakhir dengan ending yang tak jelas.
Seperti berhenti di persimpangan. Dan bingung harus melangkah ke jalan yang mana.
Ragu, buntu, hampa.

Sudah kuduga, kedekatan yang terjadi belakangan ini adalah suatu kesalahan yang tidak sepatutnya untuk diingat. Kesalahan yang tak mungkin dilanjutkan. Dan memang sudah sepantasnya untuk diakhiri.

Begitulah...

Betapa mudahnya semua terjadi. Saling dekat, mengobrol, bercanda, kemudian menjauh, tak menoleh, acuh, bahkan seperti tidak pernah mengenal.

Kedatanganmu yang begitu mudah dan tiba-tiba, juga akan membuatmu pergi dengan mudahnya.

*****


2 Minggu terakhir, aku jadi dekat denganmu. (Kurasa) kita semakin mengenal seiring dengan meningkatnya intensitas kita bertemu atau mengobrol. Ketika itu, aku hampir tak percaya. Bahwa kita bisa jadi sedekat ini. Whahahhaaaha... karna menurutku, kamu termasuk anak yang cuek.

Saat itu, kujalani hari-hari seperti sedang bermimpi. Aku sangat sadar. Jika ini kenyataan, mungkin kenyataan ini akan segera berakhir.

Kamu tau?

Dekat denganmu adalah sesuatu yang 'mustahil' bagiku.

Kamu terlalu sempurna untuk bisa kuraih. Sehingga kalau aku sampai 'menyukaimu', itu merupakan suatu kesalahan yang besar. Dan bodohnya, aku sedang melakukan kesalahan itu.


Maaf. Aku sungguh minta maaf.

Terkadang, perasaan membuat kita jadi lupa diri.

Lupa, pada siapa kita seharusnya menjatuhkan hati.

Lupa, pada siapa orang yang lebih tepat menerimanya.

Lupa, di saat kapan kita harus membiarkannya tumbuh.

Lupa, di saat kapan kita harus membiarkannya layu dan mati karna memang tak sepantasnya rasa itu tumbuh.

Dan lupa, bagaimana cara terbaik untuk mengatasi perasaan tersebut.

Dan dengan menyukaimu, aku jadi lupa segalanya.

Wow~

Bisa kamu lihat, betapa hebatnya dirimu? Hanya tersenyum dan menatapku, itu sudah membuat jantungku berdetak jadi sangat cepat. Apalagi ketika kita berhadapan dalam jarak yang dekat, (jika aku tidak punya tulang betis yang cukup kuat, mungkin aku sudah lumpuh seketika).

Apa semua itu terlihat berlebihan? Tapi itulah yang terjadi.

Belum lagi, tentang obrolan kita di BBM. Kalau kuperhatikan, aku jadi terlihat begitu bodoh di depanmu. Whahahaa... Sangat bodoh!

*****


Seperti itulah waktu 2 minggu kita lewati. Sampai kusadari satu hal, bahwa 'aku harus berhati-hati' padamu. Yap! Ketika 'chattingan' denganmu, selalu kubisikkan pada diriku sendiri, "Sadar, Tik. Semua ini akan segera berakhir. Tunggu tgl 28 dan semuanya akan berhenti." Atau "Jangan biarkan rasa itu tumbuh! Menunggunya untuk menyukaimu balik, adalah mimpi yang terlalu kamu harapkan jadi nyata." Atau "Sabar.. sabar.. semua ini cuma sementara. Mimpi indah ini akan segera berakhir. Kamu akan terbangun dan mendapati dia berjalan melewatimu tanpa menoleh sedikit pun."


Dan karena itulah, ku putuskan untuk berhenti berkomunikasi lewat BBM denganmu. Aku tidak ingin rasa yang kumiliki semakin tumbuh subur. Sementara harus kuakui (dengan berat hati), bahwa kedekatanku denganmu hanya suatu kebetulan yang terlalu disengajakan.




Ku coba untuk mengikuti kutipan di atas.
Ku coba untuk menyembunyikan rasa itu dengan berbagai cara yang mungkin bisa kulakukan.
Karena aku (sangat) sadar, kamu tidak mungkin punya rasa yang sama.
Dan menunggunya, adalah hal yang menyakitkan.

I'm your stalker...

Rabu, 18 Februari 2015

Orang yang sama dengan judul yang hampir sama juga.
Saat itu, aku masih bukan siapa-siapamu (bahkan sampai saat ini).
Hari itu, aku baru pertama kali mengenalmu. Di kantor guru dan dipertemukan dalam satu ajang lomba yang sama. Satu kata yang menggambarkan dirimu waktu itu, acuh.

Kamu berjalan melewatiku begitu saja. Bahkan tidak menatapku. Ya, aku mengerti. Saat itu kita belum saling kenal. Dan jujur saja, hari itu aku baru pertama kali menemukan sosokmu di antara ratusan siswa di sekolah.

Setelah lomba berakhir, segera ku sadarkan diriku. Bahwa semuanya juga akan berakhir. Pertemuan tak sengaja kita di kantor guru, bukanlah suatu rencana Tuhan. Hanya kebetulan yang membuatku terlalu ingin mengenalmu. Pada kenyataannya, sesudah lomba, kita menjalani hidup kembali seperti sebelumnya. Saling tak sapa dan hanya 'sekadar tahu nama' saja.
Ditambah, ketika tersebar berita kalau kamu punya pacar. Sejak itu juga, aku berhenti memata-matai semua aktivitasmu di media sosial.

Tapi bagaimana dengan sekarang?

Hubunganmu sudah berakhir dan kamu selalu jadi orang yang gagal move on.
Beberapa bulan kemudian, kita dipertemukan kembali dalam ajang lomba. Dan (entah suatu kebetulan atau memang rencana Tuhan) kita bekerja sama dalam satu kelompok cerdas cermat.

Oke, awalnya aku agak gugup. Tapi aku berusaha untuk tetap tenang dan bersikap biasa saja.
Lomba itu diadakan hari Minggu dan semuanya berjalan lancar. Ya, syukurlah, kita bisa memperoleh juara 3. Suatu kebanggaan untukku di kelas 9 ini kembali memperoleh prestasi. Kamu juga merasa begitu, kan?

Ketika lomba sudah berakhir, (sama seperti sebelumnya) ku sadari bahwa ini suatu kebetulan yang akan segera berakhir. Duduk sebangku denganmu dalam waktu 2 jam membuatku merasa jadi orang paling aneh di dunia.
Ketika mengerjakan test  pertama - di saat peserta lain mengerjakan soal dengan serius - kita justru tertawa santai dan mengobrol. Whahahahaha.... itu adalah kelompok teraneh yang pernah kuikuti. Apalagi, saat TM sehari sebelumnya, aku sempat salah menuliskan nama anggota kelompok kita pada formulir pendaftaran. -_-"

Lombanya memang sudah selesai. TAPI, hadiahnya belum diserahkan. Dan itulah yang menjadi awal semua ini dimulai...

Beberapa hari setelah lomba, kuputuskan untuk meminta PIN BBmu. Karna itulah cara satu-satunya yang bisa kulakukan jika aku sudah dihubungi pihak panitia untuk menerima hadiahnya. Tapi, di luar dugaanku, sesuatu terjadi.

Sekarang, kita justru sering chattingan tentang banyak hal.
Beberapa kali, sempat kutemukan sorot matamu mengarah padaku saat jam istirahat di sekolah.
Rasa gugup itu, (entah kenapa) kembali muncul ketika kamu menghampiriku hanya untuk sekadar bertanya tentang hadiah lomba itu.
Ditambah, dengan sikap konyolku yang selalu saja menabrak benda apapun di depanku ketika aku tau bahwa kamu memperhatikanku. Jujur, aku sangat canggung dan malu. Bahkan ku pikir, mungkin kamu sudah menganggapku jadi cewek paling aneh dan gak jelas yang pernah kamu kenal. Yap! That's me.

Semua ini,
Aku selalu bingung jika memikirkannya. Tapi ketika mengingatmu aku malah tersenyum lalu tertawa aneh. Whahahaha.. aku juga tidak mengerti. Akhir-akhir ini sikapku sering berubah-ubah.

Terkadang aku mencoba mengingat lagi.
Bagaimana bisa? Kamu - salah satu cowok paling cuek yang pernah ku kenal - dan aku menjadi sedekat ini.
Dulu, aku tak pernah membayangkan hal ini terjadi. Jangankan membayangkan, memikirkannya pun tidak pernah.
Selalu terpasang di otakku bahwa kamu adalah orang (yang termasuk dalam golongan cowok-cowok keren di sekolah) dan sangat mustahil jika aku bisa bergaul denganmu. Ya kan?

Tapi nyatanya?
Baru tadi malam, kita chattingan lagi.
Whahahahaha.. aku tidak tau ini adalah kebetulan atau memang rencana Tuhan. Yang jelas, aku masih merasa seperti mimpi.

Dan yang kutahu, aku selalu merasa senang jika mengobrol denganmu (lewat BBM).
Mungkin, aku memang terlalu naif. Hingga tak berani untuk bicara secara langsung denganmu. Kenapa bisa begitu? Ya, karna aku terlalu gugup. Apa kamu juga bisa merasakan detakkan yang sama? Ketika kita berdiri dan saling berhadapan. Kemudian hanya tersenyum dan diam. Semua itu terjadi karna aku terlalu canggung.

Yang jadi pertanyaanku saat ini adalah, "Kenapa semua itu bisa terjadi? Rasa gugup, canggung, detak jantung yang jadi lebih cepat? Kenapa semua itu tiba-tiba datang, padahal kamu cuma menatapku atau hanya sekadar menyapa?"

Untuk Si Gamers

Minggu, 08 Februari 2015

Apa kamu berfikir bahwa aku terlalu cuek?
Apa menurutmu aku terlalu naif?
Aku juga tidak mengerti.
Yang jelas, beberapa jam yang lalu kamu memasang DP BBM (yang jujur saja) membuatku ke-GEERan. Dan beberapa menit berikutnya, kamu menulis status yang membuatku seperti terhempas dengan ombak yang kuat.

*****

Maaf, jika kamu mengira demikian.
Aku tidak bermaksud cuek. Aku hanya tak berani.
Terlalu takut untukku yakin, bahwa setiap status yang kamu maksud itu adalah AKU.
Aku ragu untuk mengakui bahwa AKUlah orangnya. Jadi kuputuskan untuk tetap bersikap biasa saja.
Aku hanya tidak ingin terlalu berharap. Yang ujung-ujungnya juga akan berakhir dengan patah hati.
Whahahaha... kau tau? Aku sudah terlalu kenyang dengan hal itu.

Andai kamu juga tahu,
Salah satu alasanku untuk menghindar darimu itu adalah karena aku terlalu gugup.
Jujur, setelah hampir 2,5 tahun sekolah SMP, baru kamu yang (ku tahui 'dengan agak ragu') suka padaku. Ya.. maklum saja, kan, kalau aku tiba-tiba jadi bersikap canggung.
Selain itu, dari seorang teman ku dapat informasi kalau kamu ketahuan tengah melihat ke arahku saat kita sedang akan shalat Dzuhur berjamaah. Benarkah?

Aku juga tidak tau, apakah aku suka padamu atau tidak.
Pada kenyataannya, aku selalu gugup jika berhadapan denganmu. Sampai menatap matamu saja(hanya untuk sekadar mengobrol) aku pun tak berani.
Ketika tau kau masuk ke kelasku, kurasakan jantungku berdetak lebih cepat. Tanganku seakan gemetar dan aku tak bisa berbuat apa-apa. Lalu aku berjalan keluar kelas dengan alasan 'mengumpul tugas makalah'.
Kemudian, status-statusmu di BBM itu membuatku keGeeran. Whahaha.. maaf ya, apakah salah jika aku mengira bahwa orang yang kamu maksud itu AKU?
Terkadang aku berfikir, "Siapa orang itu? Yang kamu bilang gak PEKA dan so beautiful?" Sekejap, kurasakan dadaku kembali sesak dan (entah dapat ilham darimana) terbesit dalam pikiran kalau ORANG YANG KAMU MAKSUDKAN ITU AKU.
Tapi kemudian aku mengelak, "Masa iya itu aku? Tapi kan, temannya yang berkelamin perempuan itu gak cuma aku. Mungkin aja orang lain. Lagipula, kalau pun itu aku, kayaknya mustahil deh, aku jadi orang yang beautiful. Secara gitu, aku ini anaknya labil banget. Alay, terus narsis lagi. -_- kalau dibandingin sama mantannya, itu kayak pizza sama pecel. Iya, mantannya itu pizza dan aku pecelnya. .-. Jadi rasanya agak mustahil kalau status itu untukku".

*****

Dan sekarang, apa status barumu di BBM itu benar? Menjauh saja, karna aku terlalu cuek?
Ya.. aku pun tidak bisa berbuat apa-apa. Itu adalah hakmu untuk dekat ataupun menjauh dari siapa saja. Yang jelas, kuharap itu keputusan yang baik. Aku pun juga akan mencoba untuk (tetap) bersikap tenang. Yang pada dasarnya, semua ini semakin membuatku bingung.

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS