Cerpen: PERTEMUAN
Jumat, 23 Desember 2016
Sabtu, 08 Oktober 2016
Finally, I finished reading this book!!
Sabtu, 17 September 2016
Sabtu, 25 Juni 2016
Sesuai postingan sebelumnya, saya ingin membuat review film The Conjuring 2. Ya, kebetulan beberapa hari yang lalu saya nonton film ini bersama dua sahabat saya. Padahal, saya mengira kalau penontonnya tidak akan terlalu banyak. Mengingat film ini sebenarnya sudah hampir 2 minggu lebih tayang di bioskop. Tapi, ternyata peminatnya masih sangat banyak. Saya dan teman-teman saya sampai harus memilih film pada jam 15.30 karena memang tinggal jam segitu yang tersisa. Kami sampai harus buka puasa di dalam bioskop-_-.
Well, meskipun pengorbanan waktu untuk nonton film ini cukup banyak, tapi saya sangat sangat sangat puas sekali dengan hasilnya. Filmnya kerenn..
Ya, jadi lebih baik saya mulai saja review film yang bertele-tele ini. Maafkan saya--"
sumber: google.com |
Sutradara: James Wan
Skenario: James Wan, Chad Hayes, Carey Hayes, David Leslie Johnson
Pemain: Vera Farmiga (sebagai Lorraine Warren), Patrick Wilson (sebagai Ed Warren), Madison Wolfe (sebagai Janet Hudgson), Frances O'Connor (sebagai Peggy Hudgson), Bonnie Aarons (sebagai demon Nun), Simon McBurney (sebagai Maurice Grosse), dll.
Semakin seringnya kejadian aneh itu, tak tanggung-tanggung bahkan hantu yang berada di rumah itu juga menyerang Janet dan keluarganya. Mereka sempat mengungsi di rumah tetangganya dan memanggil polisi untuk meminta bantuan. Tapi, ketika polisi datang dan melihat kursi yang berpindah dengan sendirinya, mereka menyatakan tidak mampu menyelesaikan masalah itu.
Berita tentang rumah Hudgson yang berhantu itu sampai diberitakan di koran-koran. Beberapa peneliti dan paranormal juga sempat melakukan penyelidikan. Maurice, salah satu yang membantu keluarga Hudgson (saya lupa dia sebagai peneliti atau paranormal--") yang awalnya tidak percaya dengan hal yang berbau hantu atau roh, setelah melihat sendiri Janet yang kerasukan hantu dari rumah itu pun akhirnya percaya dan bersedia membantu Janet dan keluarganya. Janet yang selalu mengalami gangguan. Ia sering kerasukan hantu kakek-kakek yang pernah tinggal di rumah itu dan selalu jadi obyek bagi hantu kakek itu untuk mengganggu orang lainnya.
Berita itu sampai pada paranormal handal Lorraine dan Ed Warren. Awalnya, Lorraine menolak untuk membantu. Itu karena pada kegiatan pengusiran roh sebelumnya- di rumah Amityville- Lorraine bertemu dengan iblis The Nun yang sangat menyeramkan. Dari pertemuan itu, Lorraine mendapatkan bayangan akan kematian suaminya, Ed Warren. Sejak kasus itu, ia enggan melakukan kegiatan paranormal lagi, karena ia tahu nyawa Ed mungkin juga akan terancam bahaya.
Ed kemudian membujuknya untuk tetap membantu keluarga Hudgson. Dan pastur di gereja (pastur yang sama dalam film The Conjuring 1) juga memastikan akan menarik mereka dari kasus itu jika terbukti kasus itu hanya hoax.
Singkat cerita, dari hasil perbincangan antara Ed dan Janet(yang dirasuki oleh hantu kakek-kakek) diketahuilah bahwa hantu kakek itu bernama Bill Willkins. Ia pemilik rumah itu beberapa tahun sebelum keluarga Hudgson tinggal di sana. Berusia (kalau tidak salah) 78 tahun dan meninggal tepat di kursi sudut ruangan(yang diduduki Janet saat itu) karena darah tinggi. Ketika ditanya mengapa ia kembali lagi ke dunia, dia hanya menjawab bahwa dia ingin bertemu keluarganya lagi.
***
Oke, sepertinya sinopsis film ini cukup sampai disini saja. Karena kelanjutannya, kalian harus melihatnya sendiri. Yakin, kalian nggak bakalan nyesel!!
Bagaimana kelanjutan kasus Ed dan Lorraine kali ini? Apakah mereka terus melanjutkan kasus ini? Karena, pada pertengahan film diketahui kalau Janet sendiri yang membuat kekacauan- seseorang merekam Janet saat ia terkunci di dapur dan dari hasil rekaman, terlihat kalau Janet sendiri yang melemparkan piring dan meja seolah-olah ia sedang kerasukan. Lalu bagaimana dengan iblis The Nun yang selalu menghantui Lorraine? Apakah kasus ini benar-benar membawa Ed pada kematiannya?
Hadeh, tonton ajalah ya pokoknya.. hehehe
Adegan demi adegan di film ini akan membuat kalian terkejut berkali-kali. Bahkan, sejak beberapa menit di awal film. Kelemahan dari film ini, hmm.. saya masih nyari. Tapi, banyak yang berpendapat kalau hantunya kurang menyeramkan. Saya yakin, kalian pasti sudah melihat wajah The Nun bernama Valak yang sudah banyak dibuat meme di sosial media.
Sumber: google.com |
Meskipun begitu, film ini sangat recommended banget buat ditonton. Alur ceritanya yang menarik (terlebih karena film ini based on true story) dan adegan-adegan horor yang selalu berhasil membuat kita menutup mata atau berteriak saking kagetnya. Malah, saya berpendapat kalau The Conjuring 2 ini lebih bagus daripada The Conjuring 1. Untuk kesekian kalinya, James Wan selalu berhasil membuat saya terpukau dengan karyanya. Kayaknya, nanti saya akan membuat postingan tentang sutradara keren yang satu ini. #maafsalahfokus-_-
Oke, sepertinya cukup ini saja review saya mengenai film The Conjuring 2. Sebagai tambahan, saya berikan trailer filmnya. (yang sebenarnya sudah tersedia di Youtube--"). Sampai bertemu di postingan berikutnya.
Rating: 9.5/10
Jumat, 24 Juni 2016
sumber: google.com |
Sabtu, 18 Juni 2016
Sumber: nuratika012.blogspot.com |
Penulis : Anggrek Lestari
Penerbit : PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO
Tahun Terbit : 2016
ISBN : 978-602-02-8661-7
Sumber: nuratika012.blogspot.com |
Rating: 3.5/5
Rabu, 15 Juni 2016
Dalam postingan kali ini, saya ingin menepati janji pada postingan yang lalu klik disini!
Yaitu mengenai Progam Bina Antarbudaya yang pernah saya ikuti. Sebelumnya saya minta maaf, karena sebenarnya ini informasi yang sangat sangat sangat lama. Bahkan sebelum bulan Ramadhan, namun karena berbagai hal (baca: malas, nonton film, tidur-tiduran, dan sibuk jalan-jalan) akhirnya saya baru dapat menuliskan pengalaman itu sekarang.
Oke, langsung saja pada inti yang ingin saya ceritakan.
Sebelumnya, telah saya jelaskan di postingan yang lain, klik disini! bahwa saya mengikuti progam pertukaran pelajar beberapa bulan yang lalu. Hal itu dimulai dari sosialisasi Student Exchange di sekolah dan tugas wawancara dari salah satu mata pelajaran.
Kegiatan itu menambah minat saya untuk mencoba berpartisipasi dalam progam tersebut. Setelah mengisi formulir secara online, tepat pada bulan Mei, saya mengikuti tes tahap pertama. Menunggu hasilnya cukup lama, hampir 2 minggu lebih. Dan, sehari sebelum UAS berlangsung, saya mendapat kiriman e-mail dari salah satu Kakak Panitia progam tersebut.
Dapat kalian tebak apa hasilnya????
Alhamdulillah, saya lolos seleksi tahap pertama dengan baik. :-)
E-mail itu memuat dua lampiran. Satu untuk daftar para peserta yang lolos seleksi tahap pertama dan satunya lagi untuk menjelaskan semua persyaratan tambahan yang harus dipenuhi. Kami diberikan waktu seminggu untuk melengkapi berkas-berkas. Tapi itu tidak mudah, mengingat kami sedang melaksanakan Ulangan Akhir Semester Genap.
Seleksi tahap kedua itu sendiri, berupa tes wawancara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Kata kakak kelas saya- yang pernah mengikuti progam itu- memberi saran kalau lebih baik kita menonjolkan kelancaran berbahasa Indonesia. Hal itu dikarenakan, saat lolos ke tahap nasional kita akan dipertemukan dengan banyak perwakilan dari daerah lain. Dan tentunya, kita harus menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Kalau untuk bahasa Inggris, lebih kepada hal-hal yang bersifat dasar. Seperti pertanyaan: siapa namamu? Tempat dan tanggal lahir? Alamat dan sekolah? Pilihan negara yang ingin dituju serta alasan mengapa kita memilih negara itu.
Selama seminggu itu, saya sibuk mengumpulkan berbagai berkas. Pergi kesana dan kesini, memfotokopi, mencetak foto, melegalisir berkas, mengurus surat rekomendasi, hingga memprint out formulir yang pernah saya isi pada awal pendaftaran. Untungnya, saya tidak sendirian. Banyak teman yang satu sekolah dengan saya juga lolos dalam seleksi itu. Dan kami bersama-sama saling membantu jika ada hal-hal yang belum kami pahami.
Tepat hari terakhir pengumpulan berkas, hari Sabtu.
Ada seorang teman saya yang juga baru ingin mengumpul pada hari itu. Rencananya, kami ingin mengumpulnya pada sore hari.
Saat itu, sesuatu terjadi pada diri saya.
Ketika saya mengecek ponsel, saya menerima pesan dari teman saya bahwa dia sudah mengumpulkan berkasnya ke tempat dimana progam itu dilaksanakan. Beberapa menit saya sempat ragu ingin membalas pesannya. Sampai akhirnya, saya memutuskan untuk mengirim pesan yang isinya:
"Aku tidak jadi ikut progam itu,."
Kamis, 09 Juni 2016
Kata orang, "kalau kamu mau move on dari seseorang, kamu harus bisa melupakan dia."
Apa kalian setuju dengan kalimat itu?
Pada awalnya, saya setuju. Sangat setuju.
Setidaknya untuk beberapa saat, kita harus melupakan seseorang yang pernah datang dalam hidup kita. Pada awalnya memang sulit. Itu dikarenakan belum mampunya kita untuk menyesuaikan diri dengan berbagai kebiasaan yang telah berubah-sama seperti sebelum kita mengenal dia.
Namun, seiring berjalannya waktu kita pasti bisa menerima lagi kebiasaan-kebiasaan itu. Move on itu hanya masalah waktu dan niat.
Lalu bagaimana dengan orang yang sudah Move On tetapi saat bertegur sapa lagi, perasaan yang sudah dikubur dalam-dalam itu tumbuh lagi?
Nah, kalau itu beda lagi.
Analogi sederhananya sama seperti saat kamu sedang membuka album foto. Entah, sudah berapa tahun kamu tidak lagi menyentuh dan membuka album itu. Tetapi, ketika kamu membukanya lagi setiap foto yang ada dalam album itu pasti akan membawamu pada kenangan saat peristiwa dalam foto itu terjadi.
Begitu pula dengan move on.
Sebesar apapun usahamu untuk melupakan seseorang, entah itu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sekalipun. Ketika kamu bertemu lagi, pasti akan ada beberapa hal yang kembali menjejali ingatanmu. Hal yang menjejali ingatanmu itu disebut dengan kenangan. Dan saya rasa itu sangat manusiawi.
Sepelupanya seseorang, pasti ia tidak akan pernah lupa dengan seseorang yang pernah membuatnya bahagia, dulu.
Ya, kecuali kalau orang tersebut mengidap alzheimer atau semacamnya.
Kembali lagi, lantas jika sudah begitu apakah Move On itu dianggap gagal? Atau yang biasa disebut galmup?
Kemungkinannya ada dua. Bisa iya bisa juga tidak. Dan keduanya tergantung pada dirimu sendiri.
Iya, jika setelah pertemuan itu kamu terus membiarkan dirimu mengenang setiap kenangan yang muncul.
Tidak, jika setelah pertemuan itu kamu tidak membiarkan kenangan itu terus berlarut-larut hinggap dalam pikiranmu.
Pada dasarnya, semua pilihan kembali pada diri kita sendiri. Hanya diri sendiri yang dapat menilai apakah kita masih mampu untuk bertahan atau lebih baik melepaskan dan mengubah segala kenangan itu menjadi pelajaran untuk lebih dewasa.
*****
"Kamu sih, gampang bilang kayak gitu. Ngejalaninnya susah tau."
Mungkin itu jawaban kalian.
Tapi, saya pun memiliki alasan hingga mengungkapkan pendapat seperti yang ada di atas tadi.
Ini berdasarkan apa yang saya alami hari ini. Ya, hari ini tepat pukul 17.22 WITA
Sama seperti kalimat di awal, "kalau kamu mau move on dari seseorang, kamu harus bisa melupakan dia."
Saya berusaha melupakan seseorang yang pernah saya sukai, dulu. Dan hari ini kami mengobrol lagi setelah sekian lama kontaknya hanya tersimpan dalam kontak BBM.
Kami membicarakan hal yang santai dan biasa. Sampai ada beberapa pesan yang membuat saya kembali teringat dengan kenangan yang dulu. Hampir tidak ada yang berubah dari dia. Hanya gaya bicaranya saja yang sedikit berbeda.
Sama seperti album foto, saya menikmati setiap kenangan yang datang bersamaan dengan obrolan kami yang terus mengalir. Dan setelah obrolan kami selesai, semuanya kembali seperti semula.
Dari kejadian hari ini saya belajar sesuatu. Bahwa kenangan itu tidak bisa dihapus atau dilupakan. Bagaimana pun juga, akan ada suatu momen yang akan kembali mengingatkan kita dengan kenangan itu. Jadi, yang perlu kita lakukan adalah menikmatinya saja.
Tentunya, juga tidak lupa mengambil pelajaran dari kenangan itu.
Selebihnya, tergantung pada pilihan kita. Apakah kita terus mengenang kenangan itu atau bangun dari masa lalu dan menjadikan kenangan itu sebagai pengalaman dan pelajaran hidup.
Move on bukan berarti kita melupakan semua kenangan yang pernah ada. Tetapi, ketika kenangan itu datang lagi, perasaanmu sudah baik-baik saja.
- Atika
Dan karena pengalaman hari ini, sepertinya saya ingin sedikit mengubah kalimat awal tadi.
"Kalau kamu mau move on dari seseorang, kamu tidak harus melupakan dia. Yang kamu butuhkan hanyalah waktu dan niat."
Senin, 06 Juni 2016
sumber: google.com |
sumber: google.com |
sumber: google.com |
sumber: google.com |
sumber: google.com |
sumber: google.com |
sumber: google.com |