Saatnya Untuk Berhenti

Sabtu, 21 Maret 2015

Aku bingung harus mulai darimana. Hubungan kita terlalu rumit untuk ku mengerti. Yang ku tahu, kita begitu dekat dalam dunia maya. Meskipun pada kenyataannya, kita bertemu seperti dua orang manusia yang saling tak mengenal. Berjalan melewati, sekadar menatap dari jauh, kemudian berpura-pura membuang pandangan. Dan rasanya, aku sudah lelah jika harus begini terus.

Aku mendengar banyak berita tentangmu belakangan ini. Banyak yang bilang, jika kamu menyukaiku. Benarkah? Andai kamu tahu, saat aku mendengar berita itu, sesuatu membuat darahku mengalir begitu deras. Aku tak bisa mengatur nafasku dan rasanya... aku ingin mendengar hal itu berulang kali.

Pada awalnya, aku sangat menerima berita itu dengan senang hati. Aku sangat bersyukur, akhirnya kamu juga punya rasa yang sama denganku. Andai kamu tahu, menjadi penggemar rahasiamu selama 1 tahun membuatku begitu lelah. Dan ketika aku sampai pada titik di mana aku sadar bahwa kamu tak pernah bisa kuraih, justru di saat itulah kamu datang. Bisa kamu bayangkan bagaimana rasanya?

Kemudian, kita jadi begitu dekat lewat media sosial. Yang pada kenyataannya, hal itu hanya mampu membuatku gembira sesaat. Dunia nyata tak memungkinkan kita untuk jadi lebih dekat. Dan itu membuatku ragu padamu.

Banyak yang bilang, jika kamu begitu menyukaiku? Menceritakan berbagai hal tentangku di kelasmu? Tapi kenapa ketika bertemu, kamu justru jadi sosok yang begitu kaku? Apa memang seperti itukah caramu menyukai seseorang? Aku mengerti, aku juga melakukan hal yang sama. Ketika berpapasan, aku hanya diam dan melewatimu dengan jalan yang ku percepat. Tapi, jangan salah prasangka dulu! Aku tidak menjauhimu. Aku hanya begitu gugup.

Andai kamu tahu...
Kamulah orang pertama yang mengucapkan "nice dream" dengan begitu manis.
Kamulah orang pertama yang mendekatiku dengan perantara media sosial.
Kamulah orang pertama yang membuatku begitu gugup dan mati rasa ketika bertemu. Dan itu sangat jauh berbeda dengan apa yang kita lalui di media sosial.

Awalnya, ku pikir semua ini baik-baik saja. Yang perlu aku lakukan, hanya menikmatinya dan membiarkannya mengalir. Ya, kedekatanku denganmu yang kubiarkan mengalir itu, justru semakin lama semakin tak tentu arah.

Belakangan ini, aku jadi ragu padamu.
Setelah ku pikir-pikir kembali, aku tidak bisa jadi seperti ini. Aku tak bisa hanya sekadar menikmatinya dan membiarkannya mengalir begitu saja. Bagaimana bisa? Aku menikmati setiap kedekatan yang terjalin denganmu jika semakin hari rasa yang ku miliki semakin besar? Aku tak bisa bohong pada diriku sendiri. Obrolan rutin kita setiap malam, membuatku semakin menyukaimu. Tetapi, ketika kita bertemu di sekolah, kita hanya mampu menatap dari jauh dan tak berani mendekat. Oh Tuhan, bisa kamu bayangkan bagaimana rasanya?! Semuanya jadi berbeda di dunia nyata.
Aku tak bisa membiarkan hubungan ini mengalir begitu saja. Aku yakin, kamu pasti tahu bahwa setiap aliran sungai memiliki arus. Tapi, aku tidak mau jadi orang yang selalu mengikuti arus. Hanya mengalir mengikuti jalannya arus hingga sampai ke muara. Kurasa, seperti itulah hubungan kita saat ini. Bedanya, kita tak pernah sampai ke muara itu. Kita hanya terus mengikuti arah tanpa tahu kemana akhirnya akan bertemu. Dan pada kenyataanya pun, kita tak pernah sampai ke muara itu.
Lama-kelamaan, aku lelah. Terlalu sering mengikuti arus membuatku berkali-kali terbentur batu sungai. Mungkin, saat inilah aku harus menyadari. Jika semuanya dinikmati dan dibiarkan mengalir saja, maka hubungan kita akan begini-begini saja. Dan aku tidak bisa seperti ini. Rasa yang kumiliki, semakin hari semakin besar. Semua itu karna aku terlalu sering mengikuti arus. Kubiarkan kita dekat lewat berbagai cara yang kamu usahakan. Karna aku pun sangat menghargai berbagai hal yang kamu lakukan. Tapi, jika harus seperti ini, aku tidak bisa. Belum lagi, kenyataan yang harus kuhadapi bahwa 2 bulan lagi kita tak akan bertemu lagi. Ya, sepertinya sungai yang kita lalui memiliki percabangan. Dan di saat itulah, mungkin kita akan berpisah. Jujur, mungkin jika saatnya tiba, di mana kita harus berpisah ke arah yang berbeda, di saat itulah aku semakin menyukaimu.

Jadi, aku sudah memutuskan! Aku tidak mau mengikuti arus lagi. Aku bisa berjalan sendiri. Bahkan melawan arus sekalipun. Oke, jika kamu bingung dengan maksudku aku akan memperjelasnya.
Andai kamu tahu, aku sudah menunggu saat seperti ini sejak 1 tahun yang lalu. Saat kamu menyadari ada seseorang yang begitu memperhatikanmu tanpa berani mendekat sama sekali. Tapi sayangnya, saat itu datang ketika kita sudah diujung masa. Di mana sebentar lagi, kita juga akan berpisah. Aarrrggghhhh!!!!!!!!! Itu sangat menjengkelkan.
Aku pun juga semakin ragu padamu. Banyak yang bilang jika kamu menyukaiku, tapi sejauh yang kulihat, kamu tidak berusaha dengan sungguh-sungguh. Hanya mendekat lewat media sosial yang justru membuat kenyataan jadi terlihat semu. Apa itu yang kamu sebut suka? Hanya itu saja yang bisa kamu lakukan? Untuk orang yang telah sekian lama menunggumu, aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi.
Mungkin, inilah yang disebut 'digantung'. Tapi, kukira rasanya lebih sakit daripada sebutannya. Lagipula, jika seandainya aku digantung seperti orang yang mau gantung diri, aku lebih baik memilih melepaskan tali itu. Turun dari kursi dan menjauh. Daripada terus berdiri penuh keraguan dan bertanya-tanya dalam hati, "Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku yang berusaha lebih jauh lagi?".

Karena belakangan ini, aku menyadari. Rasa yang kamu sebut suka itu, hanya sementara. Kebahagiaanmu saat chattingan denganku sebenarnya hanyalah sebagai obat untuk mengurangi rasa sakitmu karna patah hati yang terlalu berat. Begitu sakitkah? Hingga aku-orang yang rela menunggumu sejak 1 tahun  silam-hanya menjadi obat untuk mengurangi lukamu. Sedangkan aku? Aku seperti orang bodoh yang selalu menyembuhkan lukamu, padahal aku pun juga sama terlukanya. Kamu bingung, kenapa aku jadi berpikir seperti itu? Karena, kalau kamu memang benar-benar menyukaiku, kamu tidak mungkin membuatku sebimbang ini. Satu hal yang pasti adalah, "Kamu tidak benar bersungguh-sungguh untuk menjalin suatu hubungan denganku. Dan oleh karena itu, kuputuskan untuk berhenti mengejarmu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS