Jatuh dan Bangkit (lagi)

Rabu, 15 April 2015

Kejadian ini terulang lagi padaku:
Menyukai seseorang, menantinya, menerima (dengan senang hati) semua harapan yang dia berikan, mendapat keputusan pahit-begitu pahit hingga aku sulit untuk menangis, menyadarkan diri sendiri-bahwa terlalu bodoh untuk mengharapkan orang yang telah menyia-nyiakan kita, kemudian belajar untuk kembali bangkit-melupakan semua kejadian itu. Berusaha menutup mata, telinga, dan hati, serta menjaga jarak dalam beberapa waktu dari dia. Mengobati luka dan kembali merangkai mimpi-mimpi yang sempat hilang hanya karna kedatangannya dalam hidupku.

Aku ingat, tak sedikit yang mengatakan kalau cinta itu bisa merusak sekolah. Apalagi kalau sampai pacaran. And I think that's true!.

Dan bodohnya, aku mengalaminya lagi.-_-
Yang paling sial adalah, kuketahui bahwa dia menyatakan perasaannya pada teman sekelasnya, ketika aku masih melaksanakan UAS. Aarrgghhhh!!!! Adakah berita yang lebih buruk dari itu?
Saat itu aku masih begitu kaget. Bahkan, butuh beberapa hari untuk menyadarkan diri bahwa "dia sudah punya pacar".

Ada rasa kecewa ketika aku tahu hal itu. Banyak pertanyaan yang muncul dariku, dan aku lebih memilih untuk memendamnya. Toh, aku bukan siapa-siapa dia, kan? Aku cuma seorang anak perempuan (bodoh) yang mau berkorban untuk dia(yang jelas-jelas hanya memanfaatkanku).

Jujur, aku tak habis pikir denganmu. "Apa aku pernah berbuat jahat padamu? Apa aku pernah menyakiti hatimu? kenapa kamu membuat luka padaku? Kenapa kamu memberi harapan setinggi langit, jika pada akhirnya kamu jatuhkan aku begitu saja? Kamu tau? Kamu telah mengecewakan hati seseorang. Dan kurasa, itu juga tak akan penting bagimu."

Oke, kuputuskan untuk menjauhimu dalam beberapa waktu ini. Karena terkadang hanya waktu yang bisa menyembuhkan luka. Aku ingin berusaha lebih giat lagi untuk kembali merangkai mimpiku. Sama seperti saat ketika aku masih belum terlalu dekat denganmu. Aku ingin benar-benar belajar. Melupakanmu, yang hanya datang untuk menorehkan sakit. Aku ingin kembali bangun. Dari mimpi yang awalnya indah yang kemudian berubah jadi mimpi buruk.

Aku harus bangkit.
Masih banyak yang perlu kuperjuangkan.
Mimpi, sekolah, keluarga, dan hidup.
Tak akan kubiarkan seorang cowok (sepertimu) merusak segalanya.
Aku akan sungguh-sungguh belajar.
Karena, aku tidak mau menjadi seperti dirimu.
"Mengecewakan seseorang, yang sudah menaruh harapan begitu tinggi. Dan tak akan kulewatkan waktu untuk melakukan kesalahan yang sama."

Pelajaran dari 8 April

Sabtu, 11 April 2015

Bismillahirrahmanirrahim...
Jujur, aku sangat berharap ini akan jadi postingan terakhirku tentangmu.

*****

Hari Rabu, tepatnya 8 April 2015. Ketika hari itu aku masih menjalani Ujian Sekolah dan pada hari itu juga aku mendapat berita tentangmu. "Kamu jadian dengan seorang perempuan."

Jujur, bagiku itu sungguh mengejutkan. Butuh beberapa hari untukku meyakini diri sendiri, bahwa kamu benar-benar telah memutuskan untuk kembali menjalin hubungan (dengan orang lain).

Ada tanda tanya besar dalam diriku. "Apa yang membuatmu melakukan itu?  Tak sedikit yang mengira kamu menyukaiku. Bahkan hampir satu kelasku tahu hal itu. Dan kurasa, kamu pun tahu bahwa aku juga punya rasa yang sama. Tapi kenapa? Kamu justru melakukan hal yang sungguh diluar dugaanku."

Oke~
Cukup sakit, memang. Aku bahkan tak ingin mengingat hal ini lagi. Tapi, jika tidak ditulis dalam blog, aku selalu merasa tidak lega. Aku butuh ketenangan. Dan inilah salah satu caraku.
Btw, aku juga sangat berterima kasih dengan semua teman sekelasku. Yang sudah berusaha untuk menyembunyikan hal ini dariku. Whahahahaa......, kalian tak perlu khawatir kalau sekolahku akan terganggu atau aku akan patah hati jika tau dia jadian dengan orang lain. Aku tidak apa-apa. Lagipula, aku sangat bersyukur. Sebelum semuanya jadi lebih rumit, Tuhan telah menunjukkan jalan untukku. Dan aku sangat yakin, ini adalah jalan yang Tuhan pilihkan untukku. Jalan terbaik yang memberitahukan aku, bahwa dia bukanlah sosok yang baik untukku. Tentunya, dalam artian 'pasangan'. Kalau menjadi teman, ku yakin, dia adalah sosok yang baik.

Oh ya, selain itu aku juga belajar satu hal lagi.

Yaitu tentang ikhlas.
Dari semua ini, aku belajar untuk ikhlas. Menghargai keputusanmu yang begitu mengejutkan. Menerima dan menyakini diriku sendiri untuk sadar, bahwa kamu bukanlah orang yang kucari selama ini. Aku juga mulai sadar, ternyata waktu 1 tahun menguntitmu diam-diam tidak akan cukup untuk mengenalmu dengan lebih baik. Bahkan hanya dengan waktu 1 bulan, aku tahu bagaimana sikapmu dengan lebih dekat. Oke, mungkin ini sulit dipahami. Jadi lupakan saja, whahahaa...

Ya, jadi kurasa aku banyak dapat pelajaran darimu. Terima kasih, ya. Paling tidak, sakit yang kamu buat itu bisa membimbingku jadi orang yang lebih baik lagi.

Sebuah Pilihan

Rabu, 01 April 2015

Malam ini, tepatnya beberapa menit yang lalu aku membaca statusmu di BBM.
Aku lupa persisnya bagaimana, tapi intinya adalah "Haruskah, aku memberikan segala perhatianku supaya kamu jatuh cinta?" Ya.. intinya begitu.

Aku tidak tau status itu untuk siapa. Tapi aku tidak bisa berbohong pada diriku sendiri. Ada perasaan dari dalam hatiku yang mengatakan bahwa status itu dimaksudkan untukku?
Sebelumnya maaf, mungkin aku terlalu pede. Tapi, aku juga tidak mau terlalu yakin. Aku ragu.

Jika memang status itu untukku, silakan kamu baca postingan ini hingga selesai. Tapi jika status itu bukan untukku, maka lebih baik kamu tutup saja website ini. Whahaha... karna akan sangat memalukan kalau membiarkan kamu membaca postingan ini hingga selesai.

*****

Oke, kalau kamu berpikir seperti itu, kamu salah besar!
SANGAT BESAR!!!

Apa yang membuatmu berpikir bahwa aku tidak menyukaimu?
Aku cuek? Pendiam? Atau apa?
Apa kamu tidak bisa melihat lebih jelas lagi?
Setiap malam kita chattingan (yang jujur saja, rasanya topik obrolan kita itu-itu saja), kucoba untuk memberi perhatian dengan menanyakan 'shalatmu', 'makanmu', dan kebiasaan burukmu 'begadang' itu. Entahlah, apa kamu menganggap hal itu biasa saja?
Tapi bagiku, itu sungguh tidak biasa.

Jujur, aku tidak pernah sedekat ini dengan seorang cowok. Kuaktifkan BBM hanya untuk mengecek apakah hari ini kamu mem-Pingku atau tidak. Mengobrol sepanjang malam hingga aku jadi ikut begadang. Menunggu balasanmu yang cukup lama karna kamu selalu bermain game. Menjawabkan tugas seni budayamu. Melawan rasa ngantukku hanya untuk membantumu mengerjakan soal matematika. Hingga meminta mamaku untuk membuatkan surat izin sekolahmu. Dan masih belum cukupkah itu?

Benar, mungkin aku juga terlalu naif. Pada kenyataannya, aku selalu diam ketika bertemu denganmu. Kamu tau? Saat itulah aku bisa merasakan detak jantungku begitu kencang. Dan yang kamu lakukan? Kamu juga ikut diam. Oke~ mungkin, Tuhan memang membiarkan kita dekat hanya untuk di dunia maya. Sedangkan kenyataannya? Kita justru saling diam dalam keraguan.

Apakah kamu sudah membaca postinganku sebelumnya? Wake up dan Saatnya untuk Berhenti. Postingan itu tentangmu. Dan menuliskan tujuan yang sama. Aku harus bangun dan berhenti untuk bermimpi. Ku coba hal itu. Tapi nyatanya? Hubunganku denganmu justru semakin dekat tiap malamnya. Dan kuharap, ini postingan terakhir tentangmu.

*****

Kamu pernah, gak? Menyukai seseorang secara diam-diam selama 1 tahun lamanya. Memendamnya terus-menerus karna kamu sadar, orang yang kamu suka itu tidak mungkin punya rasa yang sama. Tetapi kemudian, keajaiban terjadi. Ketika kamu akan pindah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, ketika itu juga dia datang. Yap! Orang yang kamu idam-idamkan itu akhirnya melihat sosokmu di antara ratusan murid di sekolah. Dia memandangmu begitu lama yang justru hal itu membuatmu jadi gugup setengah mati. Bahkan untuk bernafas pun sulit. Akhirnya, penantianmu yang begitu lama terbayar. Dia yang dulu hanya bisa kamu lihat, berjalan melewatimu dengan begitu acuh, kini melihatmu dengan pandangan yang berbeda.

Tapi bagaimana sekarang? Kenapa waktu yang begitu indah itu datang di saat semuanya akan berakhir. Toh, kamu dan dia juga akan berpisah. Masa depan kita ditentukan di kelas ini. Kelas di mana semuanya jadi terasa begitu manis ketika aku bertemu denganmu. Bisakah kamu bayangkan bagaimana rasa sakitnya?
Penantian diam-diam yang akhirnya terbalas itu, justru datang di waktu yang begitu singkat.
Dan itulah yang aku alami saat ini.
Jujur, kalau aku boleh memilih. Seandainya aku bisa mengatur ulang segala kekacauan ini, aku lebih memilih untuk 'kamu tidak perlu menyukaiku'. Karna pada dasarnya, semua itu akan berakhir sia-sia juga.

Saat ini, aku ingin fokus pada belajarku dulu. Kelas 9 bukan hal yang mudah. Aku pun juga sudah bertekad untuk tidak menyukai siapa pun lagi (pernah kutuliskan di salah satu postingan beberapa bulan lalu). Tapi hal itu gagal, ketika kamu datang di saat aku sudah terlalu lelah berharap.

Bismillahirrahmanirrahim.
Inilah pilihanku.
Untuk beberapa waktu ini, mungkin memang lebih baik kita tidak berhubungan dulu. Bagaimana pun pendidikan lebih penting. Dan aku tidak mau menyia-nyiakan waktuku hanya untuk memikirkanmu. Sedangkan kamu? Aku bahkan ragu, kalau kamu juga memikirkanku seharian. Seperti yang pernah aku lakukan.

Aku ingin sungguh-sungguh belajar. Kembali membanggakan orang tua dan membangun mimpiku yang sempat beberapa kali terkubur.
Hmm.. kalau begini, aku jadi teringat dengan ucapan Ibu Mariyana, guru Bahasa Indonesiaku, beliau berkata, "Nak, ingat! Sebentar lagi UN. Kalian harus sungguh-sungguh. Kalau mau ujian itu, biasanya banyak godaan. Kalian harus bisa bersabar dan jangan sampai terlena."
Dan aku percaya ucapan beliau. Mungkin, inilah maksud godaan itu. Perasaan suka yang malah jadi malapetaka buat nilai-nilai dan belajarku.

Maka dari itu, aku berharap keputusanku ini adalah yang terbaik.
Aminn...

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS