Obrolan itu...

Minggu, 28 Desember 2014

Jam sudah menunjukkan pukul 22. 23 dan mataku masih tak dapat terpejam.
Pikiranku terus bekerja, terus mengarah padamu.
Bahkan, dinginnya hujan malam ini tak dapat menidurkanku.
Sikapmu dingin dan membingungkan.
Membuatku jadi beku dan tidak bisa merasakan apapun.

Kau tau? Aku sudah mati rasa~

*****

Malam sudah begitu larut dan aku masih tidak terlelap.
Entah kenapa, aku tidak bisa tidur.
Pikiranku terus mengarah pada seseorang yang mungkin sudah tidur di rumahnya.
Hatiku sepertinya sudah buntu.
Aku tidak tau harus bagaimana lagi.

Aku hanya ingin memulai pertemanan.
Mencoba akrab dan ramah.
Tapi, diluar kemauan, kamu justru berubah.

Jujur, aku tidak mengerti dengan teka-tekimu.
Anehnya kamu, yang bersikap ramah dan dingin secara bersamaan.
Membuat sebagian diriku berpikir, oh.., kamu masih sama seperti dulu. Pede banget! Masih humoris dan.. lucu!
Tapi tidak bisa kupungkiri, sebagian diriku lainnya justru berpikir, Ada apa denganmu? Apa kamu begitu sibuk hingga tidak bisa istirahat sejenak? Ayolah, ini liburan. Kita hanya punya waktu 1 minggu untuk bersantai sebelum pertarungan benar-benar dimulai.

*****

Aku sedang bermimpi atau bagaimana?
Aku sulit berpikir jernih.
Otakku hanya dipenuhi oleh gumpalan pertanyaan yang menyesakkan.

Kenapa selalu aku yang memulai pertemanan?
Apa itu artinya kamu memang tidak pernah mengingatku?
Apa itu artinya kamu memang sudah tidak peduli?
Tapi kenapa? Kenapa jika sudah mengobrol, justru kamu yang banyak bicara?
Apa kamu terlalu sibuk? Jika iya, aku minta maaf. Mungkin, aku memang sering mengganggumu. Maaf.
Lalu, bagaimana dengan pesanmu? Benarkah semua itu hanya candaan? Kamu sadar? Candaanmu itu membuatku mabuk dan pingsan!
Tapi bagaimana setelah obrolan itu? Kamu tidak membalasnya. Dan tidak ada kata perpisahan.
Pesanku hanya menggantung tanpa ada jawaban.
Ku tunggu... dan terus menunggu.
Tapi tak ada jawabanmu.

Keesokan harinya, kita kembali mengobrol. Menceritakan hal baru seakan tak terjadi apapun.
Seperti biasa, aku yang memulainya. Kemudian, kamu terus banyak bicara.
Kuhargai itu. Bagaimana pun caramu berkomunikasi, aku menyukainya.
Aku senang.

Sama seperti kemarin, kalimatku jadi menggantung tanpa ada balasan.
Membuat teka-teki dalam hati, "Sebenarnya ada apa denganmu? Kamu begitu dingin pada awalnya, lalu jadi ramah, kemudian menghilang."
Kamu...
Seperti angin!

*****

Ada satu pertanyaan besar dalam diriku. "Apa kamu sudah tidak mau berteman denganku lagi? Hingga berpura-pura baik atau bagaimana?"

Aku tak tau harus berbuat apa.
Seseorang menyarankanku untuk tidak memulainya lagi.
Obrolan itu.
Yang selalu ku mulai setiap habis shalat Dzuhur. Dan berhenti saat Shalat Ashar.
Kamu.. yang dingin dan ramah dalam waktu yang sama.
Aku ingin tau, apa reaksimu?
Tetap dingin? Atau mencoba memulainya?

Berhenti Bernafas...

Kamis, 25 Desember 2014

Sedih itu, ketika kita tahu bahwa 'dia' tidak peduli lagi.

~·~·~·~·~

Ku pejamkan mata.
Berhenti bernafas dan menahannya beberapa menit.
Andai saja, melupakanmu bisa semudah berhenti bernafas.
Aku rela, untuk tidak bernafas selamanya...

*****

Betapa hebatnya kamu!
Datang tiba-tiba lalu menghilang tanpa jejak.
Kamu seakan bermain di kepalaku. Bersembunyi di suatu bagian yang tidak ku ketahui. Kemudian muncul dan membuat seluruh sistem sarafku lumpuh seketika.

Kamu...
Yang tersembunyi di relung hati terdalam.
Sekian lama pergi lalu datang dengan wajah yang berbeda.
Membawa setiap kenangan yang pernah kulalui.
Diiringi dengan serpihan kecil kisah yang pernah kita lewati.

Kini, suaramu masih dapat ku dengar. Meskipun sudah 48 jam kita tidak berkomunikasi lagi.
Suaramu terus menggema di telingaku.
Masih jelas terdengar meski ragamu berdiri ribuan kilometer jauhnya dariku.

*****

Ingin sekali aku punya kemampuan 'membaca pikiran orang lain'
Aku ingin tahu, apa yang kamu pikirkan tentangku?
Apa yang kamu rasakan ketika mendengar suaraku?
Apa kamu pernah mengingatku?
Apa yang sedang kamu lakukan?
Apa kamu mengerti setiap maksudku?
Dan banyak pertanyaan lainnya.

Tapi sayang, aku tidak punya kemampuan itu. Jadi yang bisa kulakukan sekarang hanya diam.
Berharap kamu tidak akan berubah dan terus menahan nafas.

"Tolong.. Jangan buat aku ragu padamu..."

Maaf

Maaf...

Cuma itu yang bisa gue bilang.
Satu kata yang benar-benar sulit untuk gue ucapkan.
Satu kata yang memiliki banyak makna.
Satu kata yang menurut orang lain, gak akan bisa menyelesaikan masalah.
Satu kata yang ingin sekali gue ucapkan di depan dia.
Satu kata yang mengartikan sebuah penyesalan.
Penyesalan yang pernah gue lakukan ke dia!
Dan bodohnya, sampai sekarang pun, gue belum mengatakannya.

*****

Gue bingung harus memulai ceritanya darimana. Tapi yang jelas, saat ini gue benar-benar menyesal. Gue tau, kata penyesalan itu gak akan memperbaiki keadaan. Gue juga tau, penyesalan itu selalu datang terlambat.Di saat gue baru tau, betapa baiknya dia sama gue. Dan dengan jahatnya, gue telah membuatnya hancur begitu aja.

Gue benar-benar menyesal. Menyesal atas perilaku buruk gue ke dia. Omongan gue yang terkadang bisa membuat perasaan dia menciut. Atau ejekan yang biasanya gue kasih ke dia.

Menyesal itu memang selalu datang di akhir. Saat gue baru menyadari, betapa spesialnya dia buat gue. Dan di saat itu juga, gue harus menerima kenyataan pahit, kalau gue harus kehilangan dia. Dan selama itu juga, gue belum mengucapkannya. Ya, kata itu!

"Maaf,"

*****

Dulu, 4 tahun yang lalu, tepatnya! Gue sedang kenal sama seorang cowok. Kami duduk sebangku. So, aku jadi dekat sama dia. Menurutku (begitu juga menurut orang lain), dia adalah sosok cowok yang humoris, lucu, baik, dan pintar. Aku sering bercanda, belajar bareng, atau sekedar main saat ada jam kosong. Bahkan, aku pernah kesel sama dia. Ya, begitulah. Apa sih, yang bisa dilakukan anak kelas 4 SD jika mereka sedang berkumpul dengan teman sebaya mereka?

Hari-hari selalu dilewati dengan penuh canda dan tawa. Sampai, saat kami pindah tempat duduk. Kami jadi jarang ngobrol. Dan ketika itu juga, gue dapat informasi, kata temen-temen yang lain, dia suka sama gue.

Saat itu gue gak berfikir yang aneh-aneh. Biasa aja lah. Kalau ada yang suka sama gue, biasanya gue cuma diem dan cuek aja. 'Nanti juga berhenti sendiri.' Itu yang selalu gue fikir.Selama itu gue cuma diam. Gak ngerespon apa-apa. Tapi, ternyata kenyataan jauh beda sama apa yang gue bayangkan. Sempat beberapa kali, gue mergokin dia, lagi senyam-senyum ngelihatin gue. Dan jujur, awalnya gue gak nyaman dengan hal itu. Dan mulai saat itulah, gue sering ngejek dia atau nolak dia di depan temen-temen. Gue benar-benar bimbang saat itu. Gue bingung, dengan apa yang gue lakukan. Terkadang, pernah muncul dalam benak gue sendiri, "Stop, Tika!! Ini sudah keterlaluan! Kamu benar-benar jahat!" Gue gak bisa bohong sama diri gue sendiri, kalau gue juga gak tega ngelihat apa yang gue lakukan ke dia.

Sampai kelas 6, gue pindah sekolah(secara mendadak). Dan itu berarti, gue harus berpisah sama sahabat, temen, dan dia. Jujur, itu membuat gue agak terhenyak.

Kehilangan sahabat secara mendadak itu gak mudah! Gue harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Suasana baru. Banyak orang tak di kenal. Dan belum tentu, dari banyak orang itu cocok sama gue.

Dan setelah itu, dia gak ada kabar lagi. Sesekali, gue pernah chattingan sama dia lewat Facebook. Nanyain kabar, gimana prestasi dia di kelas, dan hal formal lainnya. Jujur, gue merasa seperti dihantui rasa penyesalan. Gue pengen banget minta maaf. Tapi, gue masih belum berani. Gue masih terlalu takut untuk bilang "maaf" ke dia dan mengungkit masa lalu yang kelam itu.

Gue pernah berfikir, kalau di film Cinta Brontosaurus, Bang Raditya Dika punya pendapat, 'Cinta itu bisa kadaluarsa.' Gue hampir setuju dengannya. Gue bahkan punya satu pendapat(yang gue sendiri juga masih ragu), kalau menurut gue 'Maaf itu bisa kadaluarsa'.

Ada secercah rasa malu dan takut di benak gue. Malu, karna harus mengakui kesalahan. Dan takut kalau dia gak mau maafin gue. Gue juga pernah berfikir, "Apakah dia masih ingat sama kejadian itu? Atau bahkan dia sudah lupa? 4 tahun itu bukan waktu yang sebentar. Gue sudah melakukan banyak kesalahan. Dan sampai sekarang, gue belum memperbaikinya. Masih sempatkah gue bilang maaf ke dia? Setelah sekian lamanya. Apakah tahun ini aku tidak bisa memperbaiki semuanya? Apakah karna sudah terlalu lama, hingga waktuku meminta maaf sudah kadaluarsa dan 'maaf' sudah jadi kata yang 'basi' sekarang?"

*****

"Aku minta maaf atas perilaku ku dulu. Aku benar-benar menyesal sekarang. Aku ingin mencoba untuk memperbaiki semuanya. Bisakah kamu berikan aku kesempatan? Kesempatan kedua? Aku harap, kata 'maaf' masih berlaku. Sebelum kata itu kadaluarsa. Dan tak layak pakai lagi."

Dunia Jungkir Balik!

Rabu, 24 Desember 2014

Kurasakan kepalaku pusing.
Ada apa ini?
Seketika segalanya kini berbeda.
Apa yang terjadi?
Aku mungkin telah melewatkan banyak waktu.
Aku muak! Ada apa dengan semua ini?

Jujur, aku tidak siap dengan berbagai perubahan.

*****

Aku berbaring di tempat tidur. Menenggelamkan kepala lebih dalam ke bantal dan menutupnya dengan guling.
Kubiarkan nafasku melambat dan diam dalam gelap.
Aku ingin bersembunyi. Kalau perlu tidak terjangkau oleh siapa pun!

*****

Kenapa kurasakan dia kini sangat berbeda?
Kenapa kulihat dia sekarang mulai menjauh?
Kenapa mereka seakan mulai tidak peduli?
Kenapa? Apa yang terjadi?
Kenapa aku sudah tidak sama lagi?

Ada banyak kata kenapa dalam otakku. Menari-nari dan tidak mau berhenti.
Belakangan ini, kurasakan hidup yang berbeda.
Kembali berhubungan dengan masa lampau membuatku ingin tetap. Tetap berada di posisi yang sama. Padahal sudah terlihat secara nyata, kita semua tumbuh dan berkembang jadi sosok yang semakin kompleks.

Aku jadi stress sendiri!
Entah kenapa, sulit untukku mengakui ini semua.
Kupikir, semua ini terlalu cepat! Aku tidak bisa menerima semua prosesnya. Yang jelas-jelas membuat 'semua orang' kini terlihat (bagiku) telah berubah.

*****

Teman yang dulu (menurutku) begitu care sekarang jadi cuek dan dingin.
Saudara yang dulunya masih bercanda bersamaku, sekarang mulai sibuk dengan gadget dan hal menyenangkan yang dia punya.
Aku yang dulu begitu semangat, justru kini sangat lemah dan tidak berdaya.
Apa-apaan ini?
Oh, Tuhan! Kurasakan dunia sudah jungkir balik!!

*****

Aku masih diam dalam tempat yang sama. Di balik selimut tebal, kucoba untuk menutupi setiap kekesalan, amarah, kekecewaan, rasa bingung, dan canggung.
Aku tau, akhir-akhir ini aku mulai dekat dengan masa lalu. Menjelajah mengingat setiap kenangan yang pernah kulalui bersama orang-orang yang dulu. Hidup dalam waktu yang telah lewat. Dan bodohnya, aku masih tetap menganggap mereka semua sama!
Bagus sekali!
Ini salahku!!

Bagaimana bisa?
Sulit untukku mengaku kalau orang-orang yang pernah hidup bersamaku (dulu), kini mereka datang dengan wajah dan sikap yang berbeda.
Tidak mudah bagiku untuk menerima kenyataan kalau segalanya sudah tidak sama lagi.

*****

Dan sampai detik ini aku masih belum tau, sampai kapan aku terus hidup dalam bayangan masa lampau itu.
Sementara waktu terus berjalan hingga membuatku semakin tidak sanggup.

Let me go home...

Sabtu, 20 Desember 2014

Jantungku berdetak lebih cepat.
Perutku seakan teraduk dan rasanya begitu aneh.
Dengan hati berdebar, aku tersenyum.
Aku lupa. Sudah berapa lama aku tidak merasakannya.
Rasa ini..
Rasa yang pernah hilang.

*****

Suara Michael Buble berputar di kepalaku. Dengan tenang, aku ikut bernyanyi.

"Another summer day
Has come and gone away
In Paris and Rome
But I wanna go home

May be surrounded by
A million people I
Still feel all alone
Just wanna go home...

Oh, I miss you, you know

And I've been keeping
All the letters that I wrote to you
Each one a line or two
"I'm fine baby, how are you?"

Well, I would send them but I
Know that it's just not enough

My words were cold and flat
And you deserve more than that

Another aeroplane
Another sunny place
I'm lucky I know
But I wanna go home

I got to go home..
Let me go home..

I'm just too far
From where you are
I wanna come home

And I feel just like I'm living someone else's life
It's like I just stepped outside
When everything was going right

And I know just why you could not come along with me
This was not your dream
But you always believed in me..

Another winter day
Has come and gone away
And even Paris and Rome
And I wanna go home
Let me go home...

And I'm surrounded by
A million people I
Still feel alone
Let me go home

Oh, I miss you, you know..

Let me go home...

I've had my run
Baby, I'm done
I gotta go home

Let me go home...

It'll all be alright
I'll be home tonight
I'm coming back home..."
(Michael Bublé - Home)

*****

Ku pejamkan mata sejenak.
Menikmati setiap lirik yang terdengar.
Ikut larut bersama dalam rasa yang sama.
Aku ingin pulang...

Ragu

Minggu, 14 Desember 2014

Aku kembali membuka aplikasi blogger.
Menulis. Sesuatu yang sudah jarang ku lakukan akhir-akhir ini. Ya.. begitulah, setumpuk jadwal ulangan dan tugas SKL membuatku pening dan hampir menguasai separuh waktuku 3 bulan terakhir ini. Ditambah sekarang aku jadi miskin inspirasi. Setidaknya seperti itu keadaanku sekarang.

Aku ragu harus mulai darimana. Saat ini, tepatnya detik ini, sesuatu mengganjal pikiranku. Membuat perasaan terasa janggal dan bimbang. Mungkin, ini pengaruh dari PMS. hmm.

*****

Pernahkah kalian merasakan rasa senang dan sedih secara bersamaan? Tersenyum seakan raga mulai ingin melayang tinggi. Beberapa menit kemudian kau ragu, bimbang, bingung, hingga jatuh dan rasa sakitnya itu luar biasa. Pernahkah?
Kurasa, aku mengalaminya sekarang.

Seseorang datang tak terduga dalam mimpiku. Membuatku kaget dan memikirkannya seharian. Kucoba melihat akun media sosialnya dan (seperti yang ku tahu) dia jarang aktif. Sama sepertiku. Aku bahkan lupa, kapan terakhir kali aku membuka akun miliku sendiri. Terakhir, ada pesan masuk di akunku yang berasal darinya. Tertulis tanggal pengiriman 3 Desember 2014 tepatnya 1 minggu (lebih 4 hari) yang lalu.

Tak heran, dia mengirimkan sebuah video. Aku mengenalnya, dia orang yang humoris dan begitu PD. Berbanding terbalik denganku yang aneh dan labil-_-

Setelah itu, aku tak tahu kelanjutannya bagaimana. Sebenarnya aku ingin menceritakan lebih lanjut, tapi (untuk kesekian kalinya) aku ragu.

Aku juga bingung. Entah kenapa belakangan ini hidupku penuh keraguan.

Motivasiku

Sabtu, 13 Desember 2014

Masih ku ingat beberapa hari yang lalu. Saat kita masih duduk sebangku dan mengobrol ketika jam pelajaran berlangsung.
Dengan suara pelan, kau terus menjelaskan. Sesekali diselingi dengan gerak tangan.
Saat itu juga aku mulai mengetahui. Menyadari sebenarnya bagaimana sifatku ini. Dan kau memang benar, ada segenggam ketakutan yang merangkulku. Yang selama ini kusembunyikan dan entah kapan aku akan menghapusnya.

*****

"O.. aku paham! Menurutku ya, kamu itu udah baik. Kam nggak mau orang itu terlalu menggemborkan kelebihan km. Cuma ada ketakutan gitu dalam diri kam." Dia melanjutkan, "Memang sih, terkadang pujian itu bisa palsu. Bisa gak tulus. Tapi kalau kritik, itu pasti benar! Nggak pernah palsu. Langsung dari hati." Dan aku membenarkan ungkapannya itu.

Jam pelajaran B. Indonesia hari itu kami lewatkan dengan obrolan tentang berbagai masalah. Bisa dibilang, aku curhat dengannya. Ya.. hanya bercerita tentang apa yang membebani pikiranku saat itu.
Tapi di luar dugaanku, dia mampu menebak semuanya. Bahkan dia menjelaskan apa sebenarnya masalah yang ku hadapi dan berkata, "Kalo aku jadi kamu, sih, ya lupain aja. Jadikan kritikan itu sebagai cambuk untuk kita menjadi lebih baik lagi."
"Harusnya kamu lebih optimis untuk bisa mempertahankan apa yanh telah orang berikan sama kamu. Kamu harus menjaga pencitraan yang telah mereka labelkan untukmu. Itu gak mudah, loh. Aku juga tau, kamu berusaha keras untuk bisa sampai pada titik itu."

Jujur saja, dengan dia yang mengatakan hal itu padaku, itu memberikan secercah semangat untukku lagi. Apa yang dia katakan semuanya benar. Perlu keberanian lebih untuk bisa memdapatkan apa yang kita inginkan. Terima kasih. Sengaja atau tidak, kamu telah membangkitkan semangatku lagi. Optimis dan percaya diri!

*****

Saat itu kusimpulkan, pelajaran apa yang ku terima hari itu, dan aku bertekad, "Aku akan berusaha sekuat mungkin, mempertahankan apa yang telah aku miliki. Karna aku sendiri pun tahu, tak mudah untuk mendapatkan semua ini. Insya allah, aku akan berusaha memegang pencitraan atas diriku ini. Dan kalau pun aku gagal, aku harus siap menerimanya! Karna aku sendiri pun tahu, ada orang yang lebih kecewa daripada aku. Insya allah, aku harus mampu bertahan. Amin."

Thanks for you... "SNPS"

Mengingatmu...

Sabtu, 27 September 2014

Aku tersenyum sendiri. Menatap layar handphone yang saat itu menampilkan foto seseorang.
Aku kembali mengingatnya.
Bualan yang sering dia ucapkan, senyum yang sering ia lukiskan, tatapan diam-diam yang tak sengaja memperhatikanku, dan tingkahnya yang selalu tak pernah ku duga.

Malam ini, aku kembali mengingatnya.
Otakku seperti DVD yang mulai memutarkan kaset-kaset lawas. Berisi cerita penuh makna yang tak ada habisnya.

Aku sangat ingat, ketika kau menelponku. Cukup membuat jantungku berdegup lebih kencang. Dan menurutku, saat itulah aku merasa sangat senang.
Merasa jika kau selalu memperhatikanku kapanpun. Seakan kau selalu memantauku hingga membuatku merasa aman. Apapun bentuknya, aku menyukainya.

Mataku seakan berbinar ketika tatapanku dan sorot matamu bertemu. Walau dalam beberapa detik, itu mampu membuat nafasku sesak. Sedikit senyuman manis kau lontarkan dan aku berpura-pura membuang muka. Hahaha.. itu sangat lucu. Wajah kita saat itu, benar-benar begitu polos.

Apa kau ingat? Ketika pagi menyapaku di sekolah dan kita bertemu di depan tanaman-tanaman yang beberapa hari lalu kita pupuk bersama. Saat itu, kau terlihat gugup. Sambil mengamati beberapa tanaman, kau mengajakku bicara. Mengisahkan tentang bunga mimpimu yang membuatku ingin berulang kali mendengarnya.

Kau ingat? Saat kau bisa mencetak gol untuk kelas kita dan pada beberapa menit berikutnya, kau terluka. Membuatmu beristirahat dan aku hanya duduk tak berani berbuat apa-apa. Masih ingatkah? Itu benar-benar mengesankan (bagiku). Kau menceritakan lelucon yang entah kenapa membuatku tertawa begitu lucu.

Semua itu membuat kesan di hatiku. Kau tau? Aku sangat merindukan waktu-waktu itu. Apa kau pernah mendengar kutipan "Sometimes you miss the memories. Not the person."? Aku tak tau, apa itu terjadi padaku malam ini atau aku memang benar-benar merindukan semuanya.

Tapi, ya, semua itu tetap saja masa lalu. Tak pernah bisa kita tebak, apa akan terjadi lagi pada hari ke depan atau tidak. Aku pun yakin, kau pasti lupa. Ku yakinkan, kau tak akan pernah ingat lagi. Aku sangat yakin.

Kau jadi orang sibuk sekarang. Tak pernah bisa kita berkomunikasi layaknya dulu. Dan kuakui, kau menjadi orang yang lebih baik. Sama seperti dulu.

*****

Andai kau tau. Aku sangat menyesal. Aku benar-benar minta maaf atas perlakuan burukku dulu. Aku sangat jahat padamu. Ya, ku rasa begitu. Sekarang aku lebih dewasa. Mulai mengerti dengan segala hal yang pernah ku perbuat. Dan sepantasnya, aku tak melakukan hal itu padamu.

I'm afraid

Selasa, 09 September 2014

Jantungku mulai berdetak lebih kencang.
Tiba-tiba, aku tak bisa menghirup udara lebih panjang. Hanya nafas berat dan pendek yang bisa ku hirup dan hembuskan.
Tanganku seakan bergemetar. Namun kutahan.
Istigfar selalu pelan kuucapkan. Sambil berkata dalam hati, "Oh Tuhan, bisakah jangan kau buat aku seperti ini? Aku terlalu gugup. Aku tak berani berbuat apa pun. Aku takut."

*****

Sekali lagi, ku perhatikan pintu itu. Di mana banyak orang yang sering melewatinya, namun hanya langkah kakinya yang mampu membuat jantungku memompa lebih cepat.

Dan ketika dia melewati pintu itu, badanku sekejap saja menegang dan kaku. Aku sangat takut. Bahkan untuk menelan ludah rasanya sangat sulit.

Ku lihat sejurus tatapan matanya yang tajam. Suaranya yang begitu terdengar kuat, serta wajahnya dengan kedua rahang yang tegas.

Sebelumnya aku tak pernah seperti ini - setakut ini pada seseorang. Aku selalu senang dengan kehadirannya. Tapi sejak kejadian 2 minggu yang lalu, aku bahkan tak pernah lupa. Dan rasanya, ketakutan selalu muncul di hatiku. Membuat aku terdiam beberapa saat. Dan terus mengingat kejadian itu. Terus mengingatnya. Hingga detik ini.

*****

Semuanya bermula di awal hari mengajar. Semua murid baru berkumpul. Mulai menciptakan kawanan baru dan saling mengenal. Beberapa murid memang sudah kenal, tapi kekakuan masih tetap mengelilingi kami. Maklumlah, kami baru berkumpul - sebagai siswa 1 kelas.

Awalnya, tak ada hal yang menggangguku. Aku bisa melewati hari-hari sekolah dengan baik. Sampai ketika aku kembali bertemu dengannya. Aku mengenalnya cukup baik. Dan aku senang dengan kehadirannya di dekatku. Hal ini cukup berbeda dengan murid-murid lain yang justru (menurutku) tak suka dengan kehadirannya. Hmmm.. begitulah.

Tapi, suatu ketika dia mengatakan sesuatu tentangku. Berkata sesuatu yang sangat melukai hatiku. Berbicara pada semua murid di kelas, dan itu membuat jantungku hampir berhenti berdetak.
Hanya istighfar yang bisa kuucapkan untuk menahan air mata yang sedikit lagi mulai menetes. Dan akhirnya, aku tak menangis. Kejadia itu kulewatkan dengan (berpura-pura) diam padahal aku tahu, saat itu hampir seluruh murid memicingkan matanya padaku.

*****

Sekarang, 2 minggu setelah kejadian itu. Ada perasaan takut ketika aku harus kembali berhadapan dengannya. Sedangkan dia? Berjalan melewatiku dan bertingkah seperti tak pernah terjadi apa-apa.
Ya, mungkin dia tak ingat lagi dengan omongannya. Tapi aku, tak pernah lupa dengan perlakuannya itu.

Jujur, aku tak mengingat secara detil apa yang disampaikannya. Tapi otakku selalu mengulang memori itu. Membuatku tiba-tiba seakan jadi orang teraneh di lingkunganku sendiri.
Membuatku justru merasa tak pantas ada di antara mereka semua.
Aku tak paham dengan keadaan ini.

Tapi yang jelas, sesuatu yang aku ketahui, yang bodohnya baru saja aku sadari, dia tak pernah menyukaiku.

*****
"Tak bisa bersosialisasi? Calon koruptor? Apapun itu, saya terima semuanya. Karna hal itu memang benar. Tapi, bisakah Anda menyampaikannya dengan sedikit ungkapan halus? Itu terlalu menyakitkan untuk didengar. Terlalu sakit dan tajam. Membekas di kepalaku, hingga bekasnya tak akan pernah hilang. Terima kasih! Anda telah memberikan luka untuk saya. Yang akan menjadikan saya semakin lebih kuat. Terima kasih! Karena Anda, saya bisa jadi lebih baik"

Tanpa Inspirasi

Jumat, 22 Agustus 2014

Sudah lewat dari 10 menit aku menatap layar handphone.
Beberapa kali ku buka aplikasi blogger dan aku mulai kebingungan.
Aku ingin menulis sesuatu, tapi aku bingung. Hal apa yang bisa aku tuliskan?
Di tambah dengan tugas-tugas yang menyita waktu. Maklumlah, kelas 9 sudah bukan jadi bahan ejekkan lagi.
Tak bisa dianggap remeh dan main-main.
Dan mungkin, masa depan setiap orang dipertaruhkan dalam kelas ini. Ya, mungkin saja.

*****

Kali ini, aku kembali membuka aplikasi blogger. Melihat beberapa postingan yang pernah ku ketikkan beberapa bulan yang lalu. Saat aku masih jadi anak kelas 2 SMP dan dipenuhi dengan inspirasi menulis. Ide-ide yang hampir semuanya tercipta dari luapan emosi. Dan kalimat-kalimat yang isinya berupa pesan yang tak pernah sampai. Ya, begitulah...

Ketika ku baca ulang, aku bisa menyimpulkan sesuatu. Aku berekspresi dengan rasa. Menciptakan sebuah tulisan dengan luapan perasaan dan pesan. Menyampaikan sesuatu, dengan caraku sendiri. Dengan menulis, itulah caraku. Jujur, aku tak pandai berkata-kata. Berbicara dengan kata yang bijak atau hal mengagumkan lainnya. Aku pun juga tidak pandai dalam menulis. Aku hanya mengungkapkan. Entah itu sesuai dengan kaidah bahasa indonesia ataupun EyD, aku tak peduli. Tapi kalau bisa lebih baik, kenapa tidak?

*****

Ketika aku sedang menyukai seseorang, maka aku menuliskan postingan tentang perasaanku. Ketika aku sedang merindukan sekelompok orang maka, aku memposting tentang dalamnya rasa rindu yang melekat itu pada blogku. Dan ketika aku marah, aku juga mempostingnya. Itu semua muncul begitu saja. Tanpa berpikir ba bi bu dan a i u e o. Semuanya tiba-tiba datang dan sekejap pergi. Tapi dengan menulis, aku bisa merekam semuanya.

*****

Semua perasaan itu menciptakan emosional yang berbeda-beda (itu menurutku). Ketika sedang marah, aku akan menunjukkan bahwa aku sedang marah saat itu juga. Saat aku sedang sedih, bahkan aku akan menulis sambil menangis. Beda perasaan, maka hal yang kita lakukan juga akan berbeda.

Jujur, ketika aku tidak sedang sedih, aku akan sulit membuat kalimat-kalimat yang menggambarkan bahwa aku sedang sedih. Karna bukan itu perasaan yang ku alami sesungguhnya. Bahkan,jika aku tetap menulis akan jadi terlihat dipaksakan. Itu pendapatku.

*****

Dan postingan ini....

Hmm. Entahlah. Mungkin bisa menggambarkan bahwa aku sedang bingung ingin menulis apa. Hingga tanpa ku sadari, sekarang aku sudah menuliskannya.

*****

Surat Cinta?

Sabtu, 09 Agustus 2014

Ada yang masih ingat dengan surat cinta?
Itu loh, sebuah pesan yang ditulis lewat kertas dengan isi pesan yang  berkaitan dengan cinta-cintaan gitu.
Pake kata-kata puitis dan romantis lainnya.
Gaya bahasanya tingkat tinggi!
Dan biasanya surat itu dibuat oleh sepasang kekasih yang sedang terpisah jarak jauh.
Dan umumnya, surat cinta itu berkaitan sama zaman dulu.
Ya iyalah, zaman sekarang yang namanya surat cinta itu, mungkin udah punah.

*****

Yang akan aku ceritakan di postingan kali ini adalah tentang surat cinta Mamaku dulu. Ya.. lagi dewasa-dewasanya gitu, deh.. :-D
Beberapa hari yang lalu, aku lagi bongkar-bongkar lemari dan menemukan sebuah plastik putih. Awalnya ku kira isinya sisa-sisa koran bekas, eh gak taunya surat.
Ku lihat dan ku baca kertas itu. Warnanya udah menguning dan baunya itu khas barang-barang lapuk. Ya maklumlah, udah lama.:3 (Kalo kertasnya lapuk, kira-kira setua apakah mamaku sekarang?) '-'

Oke lanjut! Suratnya itu tempo dulu banget deh! Nggak ada gaul-gaulnya. -_- Pake kata adinda lah, sayangku lah, rindu lah, ya pokoknya puitis banget. Tulisan tangannya juga, aneh-aneh. Tapi ku akui keren-keren semua. Tulisannya itu meliuk-liuk. Hampir ku kira itu surat satu halaman isinya tanda tangan semua! -_- gegara hurufnya kayak ular. #maafMa:3

Suratnya cukup banyak sih. Dan pengirimnya itu beda-beda. Nah! Bisa kebayang kan, mamaku dulu itu punya mantan berapa? '-'
Kayaknya, mama udah jago banget nulis surat. Beda banget sama aku, yang bahkan nulis surat cinta aja cuma 1 kali sepanjang hidup-.-

Dan karna surat cinta buatanku itu, aku sampe ditegur kepala sekolah.!!!!
JENG!! JENG!!!!!
Kok bisa? Ceritanya begini:

*****

Saat itu jam pulang sekolah. Semua anak (yang masih lugu, kecuali gue) salim dengan guru dan pulang karna ortu sudah menjemput di depan pagar sekolah. Waktu itu aku masih TK nol besar. Ya kira-kira 6 tahunan lah.
Ketika aku mau pulang, ada seorang anak laki-laki (yang lumayan gendut) datengin aku dan manggil namaku. Inisialnya R. Dia ngasih aku sebuah kertas dari binder bermerk "Harv*st" gitulah.. aku lupa.

Terus aku terima. Aku baru membacanya setelah sampai di rumah. Dan betapa kagetnya aku, ketika membaca isi surat itu. Dia menulis kalimat: I LOVE YOU ♡
Dengan goresan pensil yang lari kemana-mana.(khas anak taman kanak-kanak)

Oke, cukup syok mendapat surat yang isinya kayak begituan, aku pun membalasnya. Tapi dengan kalimat yang panjang. Jujur, aku sudah lupa apa isi pesan yang ku kirim ke R. Tapi seingatku, aku menuliskan banyak kalimat. Mungkin hingga 2 paragraf. Dan itu rangkaian tulisan yang cukup panjang untuk anak seusiaku.

Keesokan harinya, ku berikan surat itu padanya. Dia menerima lalu kembali ke kelasnya. Kalau tidak salah, kami berbeda kelas. Dan saat hendak senam pagi di keesokan harinya, aku dipanggil Ibu kepala sekolah.

Hm. Sebagai anak TK ingusan, aku cukup takut. Jadi dengan terpaksa aku menuju kantor beliau. Saat duduk di kursi, Ibu kepsek memperlihatkan sebuah surat di tangannya. Dan itu adalah suratku!!!!! KYYYAAAA!!!! Surat yang ku buat untuk R!!!! Kenapa jadi ada di tangan beliau??? :3
Setelah diselidiki, ternyata aku baru mengerti. Menurut keterangan Ibu kepsek, si R kebingungan melihat balasan suratku yang isinya kepanjangan (ditambah dengan tulisanku yang seperti cakaran tikus itu). Dan si R pun meminta bantuan kepada guru di kelasnya untuk membacakan surat itu padanya. Ya Allah!!! Salah apa hamba ini?? :-( #hiks.
Gue malluuuu bangeetttt!!!

Gue kesel banget sama R. Kok bisa-bisanya gitu, minta tolong sama guru untuk bacain suratnya?! Gue bener-bener nggak habis pikir. Kenapa dia gak minta tolong bacain sama gue aja?

Dan karna itulah, gue mulai berfikir, terlalu terbuka sama guru juga gak baik. Dan itu bukan hanya berlaku pada guru. Tapi juga pada orang lain.
"Karna ada saatnya, di mana kita tak bisa membagi masalah kita pada orang lain. Dan yang bisa kita lakukan, hanyalah dengan menyelesaikannya. Ya, menyelesaikannya seorang diri."-Atika.

Tapi yang dilakukan si R itu memang wajar. Itu karna kepolosannya dan karna kedewasaan gue yang berlebihan. Maklum, waktu itu gue lagi senengnya nonton sinetron. :-D

Dan setelah pulang sekolah, mamaku tahu hal itu. Dia nanya kenapa anaknya yang (mungkin)  baru berusia 6 tahun itu bisa masuk ruang kepala sekolah. Dan.. mama tak berekspresi apa-apa ketika ku jelaskan ceritanya-_-"

*****

Itulah pengalaman surat cintaku yang pertama (dan semoga yang terakhir).
#MohonJanganDicontoh:-I

Yakin, mau mengalah saja?

Jumat, 25 Juli 2014

Hidup itu selalu adil.

Aku menyakini hal itu!
Sangat yakin.
Entah, keadilan itu mau datang darimana saja.
Dari seorang pemimpin, dari pemilik kekuasaan, dari orang hebat, atau bahkan langsung dari Tuhan.
Hanya waktunya saja yang tidak kita tahu.
Kapan datangnya keadilan itu.

*****

Aku sangat kesal jika dipaksa untuk mengingat seseorang yang (setahuku) tak pernah mengingatku. Untuk apa? Cuma buang-buang waktu!
Ake heran. Kenapa aku harus melakukannya? Untuk apa aku mengirimkan pesan pada seorang yang jauh, jika orang itu juga tidak melakukan hal yang sama sepertiku?

Suatu ketika, aku pernah disuruh untuk mengabari seorang kerabat yang jauh. Dan aku sempat menolak dengan berbagai alasan. Toh, jika aku berbicara dengannya, kami selalu kehabisan topik. Tak ada hal menarik yang bisa kami angkat jadi bahan obrolan. Sangat garing!
Lagipula, orang itu juga tidak pernah mengabariku. Kurasa, orang itu sudah terlalu bahagia dengan hidupnya saat ini. Bahkan aku menduga, dia tak pernah mengingatku lagi. Jadi untuk apa aku harus memulainya duluan? Menanyai kabarnya dan basa-basi lainnya.

Sejujurnya, orang itu baik. Hanya saja, aku tak suka dengan komunikasi yang (harus) kami hadapi. Bahkan (sesungguhnya) aku sangat merindukan dia. Tapi jika mengingat cara komunikasi yang kami lewati, aku jadi kesal. Terlebih jika harus menghubunginya duluan.

*****

Dari pengalaman itu, aku (sangat) merasakan ketidakadilan.
Aku jadi berfikir, ketika aku diingatkan untuk menghubungi seseorang, apa orang (yang akan kuhubungi) itu juga pernah diingatkan untuk menghubungiku?
Kenapa dalam masalah ini, harus aku duluan yang memulainya? Kenapa tidak orang itu saja?
Apa layak? Sebuah hubungan jarak jauh dipertahankan, jika yang mempertahanannya saja hanya satu pihak?

*****

Masalah ini sama seperti: untuk apa menghargai orang lain, jika orang itu tidak menghargai kita? Untuk apa kita menghormati orang lain jika orang lain itu juga tidak menghormati kita? Bukankah sesuatu itu harus tergerak dari dalam diri kita masing-masing?
Tapi, jika kita sudah mencoba untuk menghormati orang lain dan ternyata orang itu masih saja tidak menghargai kita, apa itu layak untuk kita teruskan?
Jujur, terkadang aku juga lelah untuk menjadi hormat dan menghargai orang lain bila orang itu juga tak sadar-sadar dengan kelakuannya.

Aku bukan manusia sempurna. Tak selamanya bisa jadi putri Cinderella yang (sangat) baik hati dan (selalu) menerima apa yang digoreskan padanya. Aku bisa berbuat sesuatu!
Bukankah semua orang itu punya pilihan?
Apakah mereka mau menerima atau melawan?
Apakah mereka mau bangkit atau tetap diam?
Seorang saja harus berusaha keras untuk jadi sukses!
Tak bisa hanya dengan berdiam (dan menurut) lalu jadi orang hebat!
Semua butuh perjuangan! Segala hal harus diusahakan.
Seorang saja, harus rela kehilangan harta dan bendanya hanya untuk mendapatkan keadilan.
Tak bisa cuma mengalah dan selalu menerima.
Kecuali, jika keadilan itu datang dari Tuhan.

*****

Begitu juga dengan kehormatan, dihargai, dan sebuah hubungan.
Tak bisa, seseorang dihormati apabila dia sendiri selalu menginjak-injak kehormatan orang lain. Apa itu layak?
Tak bisa, seseorang dihargai apabila dia sendiri tak menghargai usaha yang dilakukan orang lain untuknya.
Tak bisa, seseorang mempertahankan sebuah hubungan apabila ia sendiri tak mempertahankan hubungan itu.

Intinya, Perlu kerja keras untuk bisa dihargai!
Ingat! Ini bumi. Bukan negeri dongeng, di mana semua orang yang dianggap baik itu akan selalu (mau) mengalah.

*****

Ya, itulah yang bisa kusimpulkan dari segala yang ku alami.
Aku tak bermaksud menghakimi siapa pun.
Aku hanya ingin menunjukan kegelisahanku.
Mungkin, keadilan itu belum datang padaku.
Tapi aku juga tidak ingin hanya (berdiam diri dan) menunggu.

Bagaimana perasaanku saat aku tak dihargai oleh seseorang yang sangat kuhormati. Dan (yang lebih parahnya) orang itu tak pernah tahu bagaimana kerasnya usahaku untuk bisa sampai dalam posisi sejauh ini.

Aku hanya tak ingin kejadian ini terulang lagi.
Ya, setidaknya itulah harapanku. Dan inilah cara pandangku.
Jika kalian (para pembaca) punya saran atau pun komentar, silahkanlah berkomentar.
Toh, kita semua punya cara pandang yang berbeda-beda untuk menanggapi setiap masalah. :-)

THANKS FOR READ!

Stalker

Jumat, 18 Juli 2014

Aku terdiam melihat nama yang tertulis di layar handphone.
Dia.. hm...
Aku mulai menjelajahi akun pribadinya itu.
Tak ada sesuatu hal yang bisa kusimpulkan darinya.
Menurutku, dia tak terlalu update.
Jarang membuka akun media sosialnya dan tak pernah menampilkan fotonya di setiap profilnya sendiri.

Terlepas dari itu semua, aku mengenalnya-bukan lewat media sosial yang hanya menampilkan hal semu. Aku mengenalnya secara langsung lewat dunia nyata.
Dia juga mengenalku. Tapi kami tak pernah bicara. Kami juga tak akrab. Ya, hanya sebatas 'saling kenal' saja. Aku tahu namanya dan dia tahu namaku. Itu saja.

Entah kenapa, akhir-akhir ini aku sering memperhatikannya. Profilnya di media sosial, menjelajahi timelinenya, atau melihat statusnya di BBM. Mungkin, aku ini bisa tergolong menjadi stalker. Hm.. tak bisa ku pungkiri, aku nyaman dengan hobi baru ini.

*****

Sampai suatu ketika, seperti biasanya. Aku melirik akun media sosialnya dan melihat perkembangan dari setiap kegiatannya.
Hingga tanpa sengaja, ku lihat statusnya di salah satu media sosial dan dari status itu aku mengetahui suatu hal.
Dia menyukai seseorang.

Hm. Ada perasaan aneh yang kurasakan saat tahu ia sedang suka dengan seseorang.
Semacam rasa kaget dan tak percaya.

*****

Aku tak bisa menebak. Jadi kuputuskan untuk berhenti memata-matai profilnya lagi. Ku tutup akun profilku dan keluar dari aplikasi itu.

Jujur, aku penasaran dengan orang itu. Dia menyukai seseorang? Siapa? Pada awalnya, ku pikir dia mungkin tak pernah terjun dalam hal 'cinta-cinta'an konyol seperti ini. Tapi ternyata aku salah.

Sejak saat itu, aku mulai mengurangi kegiatanku menjelajahi akun sosial medianya. Hingga suatu hari, kulihat statusnya bertuliskan nama seorang perempuan dan dia mencantumkan emotikon hati berwarna merah.

Aku tak kenal dengan perempuan itu. Tapi aku yakin, perempuan itulah yang disukainya dan karna perempuan itu jugalah, yang membuatnya gagal move on.

*****

Hmm..
Mungkin karna hobi stalking-ku ini, aku jadi sering memperhatikannya (diam-diam).
Sekedar mencari keberadaannya atau melihatnya barang sedetik saja.
Untungnya, sejauh ini dia tak tahu tentangku. Kurasa, dia juga tak akan peduli. Ya kan?

Dan entah kenapa, karna hobi stalking ini juga, aku jadi selalu penasaran dengannya...

Anak-anak Tuhan

Sabtu, 12 Juli 2014

Bismillahirrahmanirrahim...

Aku terdiam saat melihat kaki-kaki kecil mereka.
Berlarian menapaki jalanan beraspal.
Sambil berteriak pada masing-masing dari mereka.
Ku lihat tangan-tangan kecil mereka dengan bagian hitam yang menempel di kuku mungil itu, saat mereka menengadahkan tangannya padaku.

Mata mereka menyipit karna silaunya matahari siang itu.
Saking panasnya hingga mengubah warna rambut hitam mereka jadi kuning keemasan.

Mereka berlari-lari menyusuri gang-gang sempit dan lampu-lampu jalanan. (yang mereka anggap itu adalah petualangan)
Entah karna paksaan, keinginan sendiri, atau dorongan apapun, mereka memberanikan diri.
Berhenti di warung-warung kecil - dimana orang-orang sedang asyik duduk dan menikmati makanan mereka.

Mereka memulai alunan lagu dengan genjrengan ukulele mereka.
Menggetarkan pita suara mereka hingga membunyikan suara getir mereka.
Nadanya terdengar keras dan nyaring. Dan mungkin, seperti itu juga hidup yang mereka lalui.

Aku lebih suka menyebut mereka Anak-anak Tuhan. Yang lahir dari dunia beraspal dengan kerikil tajam yang selalu mereka tepis.
Mereka dibesarkan oleh panasnya terik matahari dan riuhnya udara berpolutan.
Sebagian dari mereka ada yang sanggup hingga mampu bertahan. Dan ada juga yang gagal lalu menjadi yang terbuang.
Bukannya kita rangkul, yang terbuang justru malah kita abaikan.
Hingga dia berusaha untuk terlihat, dengan cara-cara yang tak pernah kita mengerti.

Aku tahu.
Banyak yang melihat dan sadar dengan adanya mereka.
Tapi hanya sedikit yang peduli dengan kehadiran mereka.
Jumlah mereka terlampau banyak. Dan mungkin itu yang menyebabkan orang tak perduli dengan mereka.

Jujur, aku sangat prihatin ketika melihat mereka.
Berjalan menuju warung kecil dan kembali bernyanyi. Menggetarkan suara mereka (yang menurutku penuh pilu) justru terdengar tangguh.
Mereka menerima setiap uluran tangan yang diraihkan untuk mereka. Sambil tersenyum atau dengan muka datar, mereka mengambil apapun yang diberikan untuk mereka.
Bahkan terkadang, ada yang menolak dan tak menghiraukan mereka. Terus melanjutkan makan, tanpa melihat wajah mungil yang gelap itu.

Jujur, aku agak marah dengan perlakuan orang-orang seperti itu! Sangat marah.
Orang-orang semacam itu, kurasa tak pernah tahu bagaimana cara anak-anak Tuhan bertahan hidup. Hingga untuk mengeluarkan uang 1.000 rupiah saja sangat sulit.
Apa mereka tidak tahu? Anak-anak itu adalah titipan Tuhan. Seakan mata-mata yang akan memberikan catatan pada Tuhan, bagaimana perilaku yang orang-orang itu berikan pada mereka.
Semacam buku raport yang akan diumumkan saat kenaikan kelas nanti.

Aku sadar. Aku tak tahu banyak tentang mereka.
Tapi yang aku tahu, aku tinggal di sekitar mereka.
Mereka ada di sekelilingku. Dan mungkin juga ada di dekat anda.

Jika benar, alangkah baiknya jika anda memberikan sedikit rupiah anda untuk mereka. Ya, sekedar meringankan petualangan mereka hari itu.
Toh, anda tak pernah merasakan betapa sakitnya 'petualangan' mereka itu.
Dan anggap saja, pemberian anda itu sebagai ucapan syukur pada Tuhan. Karna berkat anak-anakNya lah, anda akan sadar. Betapa beruntungnya hidup anda.

Tulisan ini terinspirasi dari Anak-Anak Tuhan yang selalu ada di sekitar saya. Mereka menyerukan suara mereka lewat canda tawa diantara mereka. Bukan secara nyata, lewat tangisan.

Semoga anda termotivasi dan bersyukur.
Itu saja.

Wassalamualaikum, wr. Wb.

Bukan tentang perpisahan. Hanya ucapan terima kasih.

Kamis, 03 Juli 2014

Bismillahirrahmanirrahim..

*****

Aku cukup kaget melihat reaksimu saat itu.
Tak ada sepatah kalimat yang kau ucapkan ketika aku sudah menjelaskan.
Aku mengerti. Mungkin kau kecewa. Dan aku tahu. Mungkin kau juga sama kagetnya sepertiku.

Jujur saja. Aku gelisah dan khawatir saat itu juga.
Sebagian dari diriku merasa (sangat) menyesal. Dan sebagiannya lagi merasa (sangat) lega.
Bebanku terasa hilang tiba-tiba. Tapi, kemudian berganti dengan rasa takut.

Aku tak mengerti dengan obrolan kita saat itu. Seakan aku menjadi orang bodoh dan kau serba tahu!
Setiap kalimat yang kau bunyikan, seakan memancingku.
Menuntunku untuk (mencoba berani) bicara, "Hey! Apa kau bodoh?! Aku menyukaimu!!! Apa kau tak mengerti? Ha? Apa aku harus mengulangnya?!! AKU MENYUKAIMU!"

Yah.. tapi ku rasa kau tahu. Aku tak punya nyali setinggi itu untuk bicara dan akhirnya, aku hanya menjawab "Ya udahlah. Lupakan!"
Entah, kau sengaja atau tidak. Tapi kurasa, kau melakukannya dengan sengaja.

*****

Setelah obrolan itu, ku pikir hubungan kita akan kembali baik-baik saja seperti semula. Dan aku salah.
Ya, aku baru paham. Karet yang meleleh, tak akan dengan mudah kembali menjadi gelang karet yang utuh LAGI, ketika api telah memanaskannya. Dan itulah yang terjadi pada aku dan kamu.

Setelah kejadian itu, kau berubah jadi dingin padaku. Cuek. Tak menegur. Dan tak banyak bicara.
Cukup heran dan pantas. Karna memang itu yang ku harapkan. Tapi tidak ku inginkan.

Sekarang aku dan kau berpisah. Terbagi dalam kelompok-kelompok baru. (yang aku yakini) Kita akan saling melupakan.
Itu memang baik dan cocok. Sangat cocok. Ya, mengingat kita berpisah (menurutku) dengan cara yang tidak baik.

Mungkin, saat inilah aku harus menuliskannya.
Aku pasrah saja, apa kau membacanya atau tidak. Bahkan, setahuku kau tak pernah membuka blog ku. Jadi, kuyakini kau tak akan tahu. :-D

*****

Selamat tinggal kawan.(aku tak yakin, apa kau masih menganggapku teman).
Dan terima kasih untuk semuanya.
Secara tak sengaja, kau telah mengajari aku banyak hal.
Jatuh cinta diam-diam, galau, kecewa, sedih, bahkan gagal move on. :-D

Ya, kurasa itu pengalaman cukup gila yang bisa dialami oleh anak SMP kelas 2.
Dan ku harap, semua itu akan HILANG ketika aku dan kau duduk di depan pengawas dengan kertas Ujian yang terbaring di atas meja nanti.

See you! :-)

Dor!! Dor!!!

Sabtu, 28 Juni 2014

Assalamualaikum, readers..^^

Di hari pertama puasa ini, gue akan membagikan sedikit cerita kriminal yang gue lihat kemarin.

Nah, asal tau aja nih. Gue tinggal di Banjarmasin, KalSel. Kemarin,tepatnya hari Sabtu jam 2 siang. Gue, mama, dan kakak berniat buat jalan-jalan ke DutaMall nemenin gue nyari buku. Ya, soalnya hari Minggu nya kita pasti gk akan ada waktu lagi buat jalan-jalan. Sekalian juga nungguin pengumuman hasil tes kakak gue yang mau masuk Universitas POLTEKKES. Doain ya, kakak gue masuk disana. Aamminn..♥

Okeh, perjalanan pun kami mulai dari rumah. Dan gak tau kenapa, saat kami baru melewati pasar yang ada di dekat rumah, gue dan kakak kaget bget..
Ada orang berkumpul tepat di depan gue. Mereka kayak lagi berantem gitu. Awalnya gue kira lagi ada tawuran. Dan gue pun memutuskan untuk mutar balik motor dan mundur beberapa meter.
Kebetulan, di dekat gue berada itu adalah pasar. Dan semua orang disana(yang gue belum ngerti ada kejadian apa) pada heboh dan teriak. Ya Allah.. '-' Gue berasa ada di tengah tengah perang. Ya.. jadi penonton di tribun paling atas #loh?

Saat itu suasana lagi tegang. Dan parahnya gue dan kakak gue kepisah sama mama.
Oke lanjut, ketika gue mau balik motor, di belakang gue orang juga pada berkumpul. Saat itu (yang gue lihat) ada sebuah mobil pick up lewat dan dipaksa berhenti sama warga. Muncul keributan sebentar, terus mobil itu jalan melewati gue dan kakak.
Gue lihat, ada orang yang duduk di bak belakang. Seorang cowok tersandar dengan darah yang mengalir di kepala.
Gue jadi shock dan spot jantung waktu lihat orang itu dong!

Gue semakin penasaran dan mencari mama. Setelah gue berusaha nyari, ternyata mama lagi berdiri di dekat mobil pick up tadi berhenti.

Dan setelah bertanya, gue akhirnya tau apa yang terjadi! :3
Ya, ada perampokan toko emas di pasar itu. Kata orang yang melihat kejadian itu, perampokan terjadi saat toko itu mau tutup dan mereka membawa senjata yang biasa dipakai dalam film James Bond. Pistol.

Ada 5 korban yang tertembak. 2 diantaranya tewas dan sisanya, 3 orang kritis. Untungnya, 1 diantara perampok itu tertangkap! #yyeeaayy
Dan ternyata, orang berkumpul (yang gue kira tawuran) tadi, mereka itu lagi menangkap seorang perampok itu.

Awalnya gak ada satu pun warga yang berani bergerak ketika perampokan terjadi. Ya iyalah, mereka bawa tembakkan kek gitu!
Tapi, seorang perampok yang tertangkap tadi karna pelurunya habis. Jadi, dia bisa ditangkap deh.

Jujur, gue pertama kali lihat aksi kriminal kek begitu secara LIVE. Gue kaget banget. Gak bisa gerak. Seakan otot udah keras dan gak bisa dipake buat jalan.

Setelah polisi membawa seorang pelaku itu. Keadaan disana masih tegang. Dan kami memutuskan untuk menghindar dari area tersebut. Gue takut, kalo nanti ada kejadian ekstrim kek gitu lagi-_-

Waktu mau jalan, gak taunya malah motor mama yang mogok. Gak bisa distarter dan mati total. Jadilah, warga yang asik nonton peristiwa tadi jadi ikut nolongin mama buat nyalain motornya'-'

Ya Allah..
Sekarang, tempat itu masih sibuk dipadati dengan orang yang (mau lihat) menyelidiki, wartawan, dan pihak kepolisian.

Hhmm.. gue baru sadar, bahwa kejahatan itu bisa terjadi kapan saja. Dan di mana saja. Saat itu, toko-toko di pasar sudah mau tutup. Karna jam nya juga udah semakin siang. Jadi, pasar sudah dalam kondisi (tidak sepenuhnya) sepi. Di saat kek gitulah mereka beraksi.

*****

Oke, sekian info yang gue share.. dan ini gue lihat secara langsung. Apa yang gue tulis di postingan ini bener-bener real. Kalo kalian (gak percaya) mau informasi lebih lanjut, tanya sama Om Gogel. Dia udah update beritanya. Dan Banjarmasin Post juga udah memberikan informasi terkait hal ini.

Sekian, wassalamualaikum, wr. Wb

Piala Pertama♥

Rabu, 04 Juni 2014

Bismillahirrahmanirrahim.

:-))) Mungkin tanggal 2 Juni 2014 adalah hari yang sulit gue lupakan. Banyak kenangan (asam)manis yang terjadi hari itu. :-D

Tepatnya di Hotel Amaris, km. 7 gue mendapat kejutan terindah dari Tuhan. ^^ Gue dapat Juara 1 Lomba Penulisan Kreatif Kategori Remaja Tahun 2014 Kalimantan Selatan. OwWWuooww!!!! ^_^ ^-^ ^-^ ^-^ ^_^

Gue bener-bener gak nyangka dan gak percaya!! Padahal saingan gue rata-rata anak SMA! Ya Allah.. Ini benar-benar karunia terindah dari-Mu.

Gue akan cerita singkat, gimana kok bisa anak ingusan seperti saya bisa masuk hotel megah Amaris. #Loh? Eh salah! Maksud saya, dapat juara 1 lomba nulis kreatif.

*****

Hari itu, ketika gue tengah belajar Matematika(kalo gak salah), seorang murid memanggil gue dan temen gue, inisialnya MaiSyarah. Katanya, gue dan si MaiSyarah ini dipanggil bu guru yg ngajar mapel B. Indonesia di kelas kami. So, we went to teacher's room that time. #wehweh...

Kami dikasih tau sama Bu guru kalau kite diajakin ikut lomba nulis kreatif BKKBN dan pidato tentang kependudukan. Awalnya gue sempet bingung. Gue nulis tentang KB? Gimana caranya? Ya masa, gue nulis "2 anak lebih baik. ^^ Jadi jika Anda punya saudara lebih dari 1, bunuhlah mereka semua!!! Dan sisakan 1 orng. Ingat! 2 anak lebih baik, loh!." Wkwkwkwwk... :-D that is very dangerous. =D

Atau gue pidato, "Jumlah penduduk Indonesia setiap tahun semakin bertambah. Padahal, bumi yang kita huni ini semakin lama semakin tua. Apa jadinya negara kita nanti? Tapi tenang! Saya punya solusi untuk masalah ini! Bakar saja rakyatnya!!!! Jadi, sebagian penghuni bumi akan berkurang. :-) " #GueBenerKan?:3

Tapi, semua niat itu gue urungkan. Bisa-bisa malah gue yang nanti dibakar hidup-hidup. -_-"
Setelah itu, gue dan temen gue dikasih surat lampiran tentang lombanya. Untung aje, ada pilihan topiknya. Gue jadi agak gak kebingungan. Minimal, gue tau lah apa bahan yang mau gue tulis itu. Meskipun tulisannya acak-acakkan dan lari kesana-sini.*Buset! Itu tulisan ato lomba marathon?*

Next step, gue pilih topik Pengaruh Pertambahan Penduduk Terhadap Keseimbangan Lingkungan dan Pelestarian Alam. #weesss mantab kan?!
Gue sih, gak cinta alam. Gue cintanya sama calon suami gue kelak.*nahlo?

Oke! Tulisan gue mulai berkeliaran kemana-mana deh. Selanjutnya, gue ketik deh tu. Setelah selesai dan dijilid dengan rapi, gue serahkan pada Bu guru. Kalo temen gue yang inisialnya MaiSyarah itu, dia gak jadi ikut. Dia membatalkan ikut lomba pidato. Katanya dia gak mampu. Maklum aja, anak yg satu ini hobinya suka bahasa Inggris. Jago kali dia ngomongnya. Awalnya gue pikir, ni anak camilannya kamus. Eh, ternyata sama aja. Makanan pokoknya nasi juga. -_-

Lalu, gue tunggu deh sampe tgl 2 Juni. Dan tepatnya Hari Senin, 2 Juni 2014, guru gue dikabarin sama panitianya. Katanya, murid Anda yang bernama Nur Atika dipanggil ke Hotel Amaris km.7 disana pengumuman pemenang lomba nulis kreatifnya.

Awalnya gue agak takjub. Kenapa gitu gue diundang? Agak curiga dikit sih. Jangan-jangan gue disuruh nyapu panggung setelah selesai acara -,- okeh. Dengan segenap hati dan jiwa yang tulus, akhirnya gue pulang lebih awal dan tidak ikut ulangan matematika yg dilaksanakan saat itu. #HORREEEEEEE!!!!!! *menangis terharu* cemunguth yaaa ceman-ceman c'muah!!! Semoga ulangannya cukces!! Jangan nyontek yaa!!!! Tapi, kalo ngintip dikit boleh kok!!! #PLAK!

Untungnya, gue nyampe disana tepat waktu. Tapi, ada satu hal yang salah dari gue. Disaat ada perlombaan penting kek gitu, ada guru2 PNS, anak-anak SMA, Kepala BKKBN, dan MC, dan satpam penjaga hotel, gue malah berpakaian necis, Broo!! Celana pensil, jaket jeans, dan kaos putih bergambar emoticon kek begini --> (>_<)

Ya Allah.. itu anak muda banget..!!!! '-' gue pikir-pikir, apa gue yang salah kostum? Atau emang gue salah pake kostum? Eh, sama aja ye? :-D
Tapi, gpp. Dengan wajah yang (kurang)percaya diri, gue masuk tuh hotel.

Hal pertama yang terjadi sama gue dan nyokap gue, saat itulah pertama kalinya gue naik lift berdua nyokap. Berdesakan dengan para guru lainnya dan seorang mas-mas pelayan hotel. Asdfghjkl.. lo tau apa yang terjadi dengan gue dan nyokap? Kita berdua mabok dalam lift, cuy!!! '-' Nahlo?! Ya, menurut gue rasanya aneh gitu.. berasa terbang.. terus kepala gue pusing. Untungnya sih, kita gak sampe muntah-muntah dan masuk angin :-D

Next, kita terus masuk ke ruangan pengumuman lombanya. Elit banget! Seumur-umur, gue gak pernah masuk ke tempat kek begitu. Meja dan kursi tersusun rapi. Piala-piala berjejer menyilaukan. Gelas-gelas kaca berbaris mengkilau. Tapi, minumanya tetap aja air putih-_- #nelenjamban

Setelah mendengar beberapa pidato, akhirnya pemenang lomba pun diumumkan. Dan yang dapat Juara 1 Lomba Menulis Kreatif Kependudukan 2014 Kalimantan Selatan itu GUEEEEEEEEE!!!!!!!!!! ^-^ ^-^ ^-^ ^-^
ALHAMDULILLAH..

Gue gak tau ekspresi muka gue saat itu gimane. Tapi, fotonya akan gue pajang disini. Kalo komentar temen gue sih, ekspresinya kayak orang bingung gitu. Atau ada yang bilang, lebih mirip foto anak ilang:3 Ya Alloh..

Habis pengumuman, kita makan sebentar terus pulang!! \(^_^\) \(^_^)/ (/^_^)/ #yeyeyeyeye ~(^_^~) ~(^_^)~ (~^_^~) (~^_^)~ #lalalalaulala
Gue langsung ngabarin kemenangan gue ke Bu guru by phone. Cukstaw, nama Ibu Guru yang telah berjasa itu adalah Ibu Hj. Mariyana
Karna beliaulah, gue bisa naik lift dan masuk hotel megah:-) #MakasihBu♥

*****

Nah.. begitulah ceritanya. Proses gimana caranya gue bisa dapat juara 1. Masih gak percaya? Lihat aja foto dibawah ini! ;-) Jujur, gue sangat senang karna bisa membanggakan kedua orang tua dan sekolah gue. Semoga, kemenangan ini bisa jadi awal dari bakat menulis gue. Dan gue juga bisa meraih kemenangan-kemenangan berikutnya (Aaammmiiinnnn). Dan semoga kalian(para pembaca) juga bisa melakukan dan merasakan hal yang sama kek gue. Naik lift dan masuk hotel megah. :-)

#eeiitttsss!!! Tunggu dulu! Emang kamu punya bakat nulis, ka? Menurut gue sih, bakat itu bukan point pentingnya. "Asalkan orang itu mau berusaha, insyaallah ia akan mendapatkan apa yang diinginkannya. Yang penting, terus berlatih dan gak bosan mencoba. Karna ketika kemenangan itu sudah kita miliki, yang kita kenang adalah prosesnya bukan bakatnya."

#Guebenerkan?

#Thank'sForRead♥

Wassalamualaikum, wr. Wb

I'm only human...

Minggu, 18 Mei 2014

Sulit untuk memahamimu.
Sulit untuk mengerti dirimu.
Sulit untukku masuk dalam hidupmu.
Sulit untukku menjadi yang kau mau.
Sulit untukku menjadi yang terbaik untukmu.
Apa yang bisa aku lakukan?
Aku sudah berkali-kali jatuh dan bangkit lagi.
Aku sudah berkali-kali luka dan terus berjalan.
Aku sudah hampir menyerah, tapi dirimu lah yang menguatkanku.

*****

Aku sudah melakukan semua yang ku bisa.
Sudah ku lakukan apa pun yang menurutmu benar.
Menjadi apa pun yang kau inginkan.
Memberi apa pun yang kau harapkan.
Aku bisa lakukan semua itu!
Aku bisa mewujudkan semua itu!
Aku bisa memberikan semua itu!

Tapi aku hanya manusia biasa.
Aku tak bisa memberi sesempurna yang kau inginkan.
Aku tak bisa melakukan segala hal yang kau minta.
Aku hanya manusia..
Manusia biasa, yang mencoba menjadi sempurna.

*****

Jangan tuntut aku terlalu banyak..
Jangan berharap terlalu tinggi.
Aku bukan Tuhan yang mengabulkan segalanya.
Jangan fikir aku makhluk sempurna.
Yang mengabulkan semua keinginanmu dalam sekejap mata.

Aku hanya manusia.
Yang menangis jika tersakiti.
Yang berdarah jika terluka.
Yang mengeluh jika lelah.
Yang meraung jika putus asa.
Yang berusaha jadi sempurna untuk seseorang..

Aku hanya manusia.
Manusia kecil, yang tak mengerti arti menghargai dan dihargai.
Makhluk kecil, yang selalu kau tuntut!
Manusia lugu, yang terus saja menuruti maumu.
Orang bodoh, yang tak pernah sadar sampai saat ini.

Manusia? Apa kau juga pantas disebut manusia? Kau selalu menutut manusia lain. Meminta sesuatu. Menjanjikan harapan. Bicara omong kosong. Dan hidup bagai yang paling sempurna.

Aku benci itu!
Tapi aku melakukannya untukmu.
Pengorbanan? Apa ini pantas disebut pengorbanan?
Kau bahkan tak pernah berkorban untukku.

Dimatamu, aku hanya boneka.
Wayang yang selalu digerakkan.
Dan kaulah dalangnya!
Pencipta alur cerita dan aku yang menjalaninya.
Kau jahat! Sangat jahat hingga mengekang, mengunci, dan mengurungku dalam kisahmu!
Kau benar-benar jahat!
Hingga sekarang, aku mulai terjerat dalam alur cerita yang kau buat.~

Pemeran Utama

Minggu, 04 Mei 2014

"Yaa.. aku mengerti..

Betapa sulit untuk kembali...

Dan mempercayai penipu ini sekali lagi.."

-Raisa


*****

Maaf.
Aku terlalu malu untuk mengungkapkannya.
Terlalu malu untuk menyadarinya.
Terlalu malu untuk mengakuinya.
Terlalu malu, hingga aku kehilanganmu.

*****

Aku mengerti. Tak salah jika kau membenciku.
Tak salah jika kau menjauhiku.
Siapa yang ingin dekat dengan orang yang selalu menyakiti dirinya?
Tak seorang pun.

Tapi aku tahu. Kau berbeda.
Kau orang terbaik yang pernah ku kenal.
Aku belum pernah bertemu dengan orang setulusmu.
Tapi aku terlalu bodoh! Begitu jahat, hingga mencabik hatimu.
Begitu kasar, hingga memutuskan harapanmu.
Begitu kejam, hingga membunuh perasaanmu.
Mengecewakanmu.
Dan menghancurkan mimpi-mimpimu.


"Yaa..
Aku wanita, yang seharusnya lebih perasa..
Tapi.. Malah aku mencabik!
Lukai kau yang baik..
Dan buat hatimu sakit..!

Meski malu. Untuk akui..
Aku mau.........
Kau kembali!"

*****

Tuhan, kini aku menyesal.
Aku baru menyadarinya.
Kau lah pemeran utama hati ini.
Kau lah nama yang ada dibalik detak jantung ini.
Kau lah pemilik hati yang selama ini kucari.
Dan kau lah yang pernah ku sakiti.

*****

"Pemeran utama hati, pemicu detak jantung ini...
Baru kini ku sadari..
Setelah berlayar pergi..
Itu.. Kamu... ♥"

Hampir Mati

Senin, 28 April 2014

Aku hampir mati.
Menunggumu disini, tanpa bisa mengeluh sepatah kata.
Aku hampir mati.
Hingga jiwaku terlalu bosan untuk menanti.
Aku hampir mati.
Terpenjara dalam penantian tak berujung.
Aku hampir mati.
Tercekik oleh keraguan yang selalu kau hantui.
Terlempar ke dalam jurang harapan yang kau buat.
Aku seperti mati.
Tersakiti oleh luka yang membunuhku secara perlahan.

*****

Segalanya terlalu rumit untuk di pahami. Aku bahkan tak mengerti. Jiwaku sudah terkubur terlalu lama. Sampai-sampai lupa rasanya bahagia dan tersenyum. Lupa bagaimana caranya tertawa. Lupa bagaimana caranya menangis. Lupa bagaimana rasanya menyayangi. Lupa bagaimana rasanya membenci. Lupa bagaimana rasanya kecewa. Karna aku selalu menjadi yang terbuang.

Duduk termenung di sudut ruangan yang gelap. Berdiam diri seperti orang bodoh yang tak punya teman. Tak pernah dihargai. Dan selalu dianggap sampah.

*****

Dari Kumpulan yang Terbuang

Akulah anak buangan!
Tertindih, terjatuh, dan terinjak dalam kesunyian yang menerkam.

Akulah anak buangan!
Selalu duduk di bagian yang gelap.
Seakan tak pantas untuk dilihat.

Akulah anak buangan!
Tak punya teman.
Tak bisa mencicipi indahnya persahabatan dan cinta.

Selalu menunggu penuh keraguan.
Selalu menghadang tanpa pernah berani bicara.
Selalu bertahan demi harapan yang akan membawanya dari segala kekacauan ini.
Selalu bertahan hidup. Meski jiwanya kini telah mati.

Karya: Cahaya yang Selalu Redup~

Missing You♥

Jumat, 25 April 2014

Aku bingung dengan perasaanku saat ini.
Tiba-tiba jadi ingat masa 4 tahun yang lalu.
Ketika aku(baca: kita) masih bisa tertawa bersama.
Ya, ketika kita benar-benar bersama. Bertujuh.

*****

Memoriku kembali terulang. Memundurkan ingatan kembali ke-4 tahun yang lalu. Saat aku(maksudku, kita) masih menjadi anak yang begitu polos dengan seragam putih merah. Lengkap dengan bekal yang kita bawa setiap hari Senin-Kamis.

Lucu sekali. Mengingat itu, aku bisa kembali tersenyum. Terlebih, ditambah dengan seorang anak laki-laki yang juga sama lugunya dan begitu humoris.

Entah, apa kalian juga masih ingat dengan pengalaman-pengalaman kita saat itu? Itu adalah cerita hidup yang sungguh mengesankan (bagiku). Ya meskipun terlihat sederhana dan remeh, namun... entahlah. Rasanya sulit jika hanya digambarkan lewat kata-kata.

*****

Satu hal yang aku pelajari dari kebiasaan makan siang kita di kelas, 4 tahun yang lalu itu. Kebersamaan terlalu mahal untuk disia-siakan. Bahkan kini aku menyesal. Waktu seperti itu tak akan bisa diputar lagi. Kenapa? Karna kini aku sadar. Akan sulit menyatukan 7 orang berbeda yang mulai beranjak dewasa dari masa kecilnya.

*****

Suatu hari, aku pernah membawa bekal ke sekolah. Ya, saat aku duduk di kelas 2 SMP (saat ini). Ketika jam istirahat, aku hanya duduk sendiri. Memang, ada beberapa teman yang ada di kelas, tapi tak ada yang ikut bergabung denganku. Hanya aku sendiri.

Saat itu aku benar-benar kehilangan kalian. 7 sahabat terhebatku. Tak ada yang bisa ku ajak ngobrol bahkan saling mencicipi bekal teman masing-masing. Tak ada lelucon yang biasa keluar dari perbincangan kita. Dan aku tak merasakan canda tawa kita lagi. Tuhan, aku sangat kehilangan waktu berharga itu.

*****

Aku tau. Itu hanyalah kenangan masa kecil. Saat kita baru berkenalan dan saling mengenal lebih jauh. Tapi, itu sudah cukup indah bagiku. Selama ini aku tak bisa jadi diriku sendiri. Kecuali di depan kalian. Ya, di depan kalian, aku bisa jadi apa adanya diriku. Anak ingusan, yang terkadang agak lemot dengan berusaha menjadi lucu agar teman-temannya tertawa dengan kelemotannya.

Aku hanya mencoba jadi yang terbaik untuk kalian semua. Hanya dengan apa adanya aku. Jujur, sejauh hidupku saat ini, kalian lah sahabatku yang paling tulus. Tak menilaiku dari penampilan, IQ, sikap, atau apapun. Ya, hanya karna aku ini TIKA. Anak yang sering kalian sebut lemot.

Aku sangat bahagia karna telah diberi kesempatan untuk mengenal kalian semua. Bagaimana hebatnya Tuhan, telah mempertemukan 7 orang anak manusia dalam satu kelas dengan karakter mereka masing-masing. Kita bahkan membuat sebuah group, kan? SSG. Nama group itu tentu melambangkan kegembiraan bagi kita yang tahu artinya. Tapi, kenapa aku justru begitu sedih ketika mengingatnya?

*****

Saat ini, di tahun 2014, kita telah berpisah(itu berita yang terakhir kali aku dengar). Ya, aku dengar SSG bubar. Ditambah dengan kepindahanku keluar kota secara mendadak. Dan yang pasti itu membuat kalian kecewa padaku. Aku mengerti itu. Tapi aku tak punya pilihan lain. Aku hanyalah seorang anak SD yang polos. Tak bisa hidup tanpa orang tua. Kalian pun juga begitu, kan? Selain itu juga, sekarang kita sudah sibuk dengan urusan masing-masing. Yah, tugas sekolah, ekskul, kumpul sama teman, semua itu terlalu mengasyikkan untuk dilewatkan bersama teman, bukan?

Sekarang kita sudah SMP. Menjadi anak yang lebih dewasa yang meninggalkan banyak kenangan dalam gedung tua yang biasa kita sebut "Sekolah Dasar". Kini kita telah berbeda, berpisah, dan berubah. Bahkan mungkin, diantara kita sudah memiliki sahabat baru lagi. Tapi aku berbeda.

Entah kenapa, rasanya sulit untukku mencari sahabat baru lagi. Aku baru sadar. Ternyata sulit mencari sahabat baru yang setulus dan sebaik kalian. Aku berharap, jika kalian membaca postingan ini, kalian juga akan merasakan hal yang sama. Aku merindukan kalian (SSG).

*****

Adel: Adel, aku kangen sama pipimu. Kira-kira masih tembem kayak dulu gak, ya? Oh ya, kamu ingat gak saat kita pulang jalan kaki bareng? Iya, terus mampir sebentar beli batagor? Wkwwkwkwk, betapa menyeramkannya kita saat itu. :D
Fia: Hay Fia! Kita gak pernah sms'an lagi ya? Mungkin, memang belum waktunya. Aku berharap kamu baik-baik saja disana. Dan jangan jadi ratu galau terus #peace :-D
Ice: Ce, aku sering lihat status FBmu. Kenapa sering galau mulu? Kira-kira, kamu masih suka senyum-senyum kayak dulu gak, ya? Aahh.. andai aja, aku bisa lihat wajah dan hidungmu secara langsung. Oh ya, maaf ya. Mungkin kamu marah sama aku, karna jarang sms kamu lagi. Karna saat itu aku lagi sibuk banget. Dan sekarang, aku udah ganti nomor. Ku harap, kita masih bisa ngobrol kayak dulu lagi. ;)
Nindy: Hay Nindy!! Gimana kabarmu? Baik aja, kan? Maaf aku gak balas sms kamu. Sekarang aku ganti nomor. Dan aku masih belum dapat nomor kamu lagi. Maaf banget. Oh ya, kata Adel, kamu masih konsisten sama kebiasaan kamu ya? Kalau mereka lagi ngumpul kamu gak datang.. hehehe :D
Bella: Mama Ellaa!! Aku kangen banget sama omelan kamu. Hehe.. iya! Aku kangen sama mimik wajahmu kalau tekanannya lagi naik. Pipinya merah. Terus hidungnya kembang kempis. :D Yang biasanya suka bawa bekal telor dadar+nasi+kecap.
Iyasa: Hello sabahatku! Aku senang ketika tahu kalau hubunganmu dengan sahabat barumu di SMP saat ini, sudah kembali membaik. Syukurlah. Maaf jika kini kita jarang komunikasi lagi. Aku kangen kamu, Yas. Kangen suara ketawamu itu loh! :-D

#Kalian semua adalah sahabat terbaikku. Meskipun saat ini kita terpisah di dua waktu bagian yang berbeda. Kabar terakhir yang ku tahu, kalian pernah ngumpul-ngumpul bareng ya? Senengnya!! Andaikan saja, aku bisa ada disana.

Tapi, tak apalah. Kalian tak boleh berjauhan karna hanya kehilangan 1 sahabat, kan? Hahahaha.. :-D

Diam

Sabtu, 19 April 2014

...
Tak terlalu banyak bicara.
Hanya mengunci mulut dan merapatkan barisan gigi yang ada dibalik bibir.
Menutupnya hingga tak ada celah.
Membiarkannya terbungkam dan membusuk dalam tanda tanya besar.

*****

Pernahkah kau mengalami hal yang sama sepertiku?
Terjatuh dan terjerembab dalam lubang ketakutan yang begitu gelap.
Seakan menerkam tubuhmu hingga segalanya kini terasa begitu dingin.
Tangan yang saat ini tak lagi sesigap dulu.
Kaki yang sekarang tak lagi bisa melangkah bebas.
Mata yang mulai menatap sayu setiap bayangan yang jatuh di lensanya.
Dan mulut yang kini tak lagi bisa berguna.

Pernahkah kau melakukan hal yang sama seperti apa yang aku lakukan?
Mengingatmu dalam heningnya malam dan menggambarkan setiap mimpi yang ku lukis di atas langit-langit rumah sebagai pengantar sebelum tidur?

Maaf.
Mungkin aku terlalu berkhayal. Mimpi ketinggian hingga rasanya takut untukku jatuh.
Membiarkannya dalam bayang-bayang dan terus bermimpi.

Apa kau bisa mengerti?
Disini. Di tempat lain yang tidak kau ketahui, ada seseorang yang sedang menunggumu.
Yang hanya ditemani rasa kesunyian dan pengharapan.
Menunggu dalam diam tanpa bisa berucap sama sekali.

Ya, orang itu hanya bisa menantimu. Tak bisa berbuat apa-apa. Di balik bibirnya yang tertutup, ia menyimpan sejuta pertanyaan. Sejuta permintaan. Sejuta harapan. Sejuta khayalan. Yang sayangnya, hanya bisa ia ungkapkan dalam setiap tulisannya.

"Ada saatnya dimana lebih baik mengungkapkan sesuatu lewat barisan kalimat. Daripada mengucapkannya." - Nur Atika.

Say something

Rabu, 09 April 2014

Say something, I'm giving up on you...
I'll be the one, if you want me to
Anywhere, I would've followed you
Say something, I'm giving up on you....

*****

Hwaaaaaaaa!!!!! Gile, gue suka banget sama ini lagu! :-) Benar-benar menyentuh.. :')

Ngemeng-ngemeng, lagu ini dibawakan oleh A Great Big World feat Christine Aguilera. Gue pertama kali dengar lagu ini waktu ngobrak-ngabrik chanel di tv. Hhmm.. baiklah, akan gue ceritakan kronologisnya gimana:

Sore itu, angin sedang bertiup merdu. Menghembuskan setiap nafas kehidupan. Menemani setiap hati yang sepi, karna status ke jomblo-annya. Saat itu awan sedang bergemuruh. Meneteskan setiap air mata Tuhan sedikit demi sedikit (gile ka! Majas lo keren banget! Wkwkwkwk XD okey, tu de poin ajah!)

Waktu itu, gue lagi duduk di depan tv. Sambil memegang remote, gue terus pindah-pindah chanel tv. Hingga gue gak sengaja nonton salah satu video musik yang entah gue gak tau nama acaranya apaan-_-

Saat itu gue ngelihat ada cowok berambut kriting lagi main piano! Gila, keren banget! Gue terpukau sama sepatu yang dia pake! *awesome! ;-)

Mereka nyanyi-nyanyi gitu. Sumpah.. nyentuh banget! Saking nyentuhnya, gue bisa ngerasain jantung gue berdetak perlahan. Semakin perlahan.. perlahan.. pelan.. semakin pelan... dan akhirnya berhenti. UWOW!!

Untungnya, gue segera sadar dan menghirup udara sedikit-sedikit :-D . Iyalah, sedikit-sedikit! Soalnya kalau banyak, udara di bumi ini bisa-bisa habis cuma gegara gue yang ngirup. Kan, gak lucu kalau gue gemuk dan isinya karbon dioksida semua'-'

Okeh, kembali ke topik awal!
Gue bener-bener tergila-gila sama ni lagu. Kalian, yang baca blog ane, mesti download lagu ini. Kalian bisa dapetin lagu dimana aja kok. Minta temen lewat bluetooth, unduh di internet, atau transfer dari pulsa teman. #loh?

Gue sendiri, mungkin udah puluhan kali nge-review ulang lagu ini. Rasanya gak puas aja gitu, kalau dengerin cuma 1 kali. Beberapa hari yang lalu, gue pernah nanya sama mbah gue (baca: mbah googel). Gue nanya, "Mbah tau gak lirik lagunya Say Something-A Great Big World feat Christine Aguilera?" Dan hebatnya, beliau tau! *WEW!!

Gue lihat terjemahan liriknya,dan bener-bener menyentuh. Mirip banget dengan apa yang pernah gue alami sebelumnya. Lagu ini menceritakan tentang seseorang yang digantungin. Yaa... kayak diPHPin gitulah.

Dia selalu berharap, agar orang yang dia suka itu memberikannya kepastian. Sedih banget, kan? Bayangin aja rasanya digituin! Apa enaknya coba? Berharap, berharap, dan menunggu doang! Belum tentu juga, keputusan yang akan kita terima sesuai dengan harapan kita. Ya kan?

Okeh,tujuan gue ngepostingin artikel ini (emang ini artikel, Ka? Ya.. gue gak tau juga yah.. gue mah, asal nulis aja-_-) cuma mau bilang sama kalian(para pembaca blog setia gue), kalau rasanya diPHPin itu gak enak.

Coba kalian lihat pada lirik lagunya Say Something (kalo gak paham, ditranslate aja yo! :-D). Lagu ini menggambarkan betapa bimbangnya perasaan seseorang ketika menunggu. Berharap sesuatu yang (menurut gue) sulit untuk didapatkan. Jujur, gue juga masih kurang paham sama arti ini lagu. Tapi, titik pusatnya ada di kata yang gue tulis tadi. Berharap.

Nick Vujicic : The Best Motivator of My Life!

Selasa, 25 Maret 2014

Beberapa hari yang lalu, aku mengikuti sebuah seminar. Dari seminar tersebut, ditampilkan sebuah video. Video motivasi yang (menurutku) berbeda dengan video-video lainnya.
Mulai dari sana-lah aku mengenalnya. Nick Vujicic. Seorang motivator terhebat!
Yang selalu menjalani hari-harinya dengan semangat dan pantang menyerah. Meskipun ia hidup, tanpa tangan dan kaki.

*****

Jujur, aku masih belum tau banyak tentangnya. Tapi yang jelas, aku mengidolakannya. Ya, dari video singkat yang ku tonton di acara seminar tersebut, aku benar-benar kagum dengan sikapnya.

Dia sosok yang pantang menyerah di tengah keterbatasan yang menghalanginya. Bahkan, dari video yang ku lihat, dia hampir ingin  mengakhiri hidupnya.

Tentu saja! Aku pun juga akan berfikir seperti itu, jika dalam kondisi yang sama.

Tapi, sekarang dia telah membuktikan. Kalau keterbatasan, tak akan pernah menghalangi mimpi dan semangatnya. Kini, dia bisa jadi motivator besar! Bayangkan saja, dia sudah bicara pada lebih dari 3 jt orang! 24 negara di 5 benua.!

WOW! Menakjubkan, bukan?

*****

Dari video itulah aku mengerti. Disetiap kekurangan, Tuhan akan selalu memberikan kelebihan.

Dia adalah motivator hebat!
Aku benar-benar mengaguminya.
Dia tak mudah menyerah pada keadaan.
Dia yakin, kalau Tuhan tidak membiarkan sesuatu terjadi padamu jika bukan untuk kebaikanmu sendiri.

*****

Dan sekarang, secara tak langsung ia juga sudah menyadarkanku. Kini aku percaya, Rencana Tuhan, akan lebih indah dari apa yang pernah kita pikirkan.

Darinya juga, aku mengerti. Ternyata ketika kita jatuh, tak akan ada yang bisa menolong kita selain diri kita sendiri. Ya, "Apa yang akan kau lakukan jika kau terjatuh?"

Tentu, kita akan mencoba untuk berdiri lagi, bukan? Kita harus bisa kembali bangkit dari setiap keterpurukan! Jika kita jatuh lagi, kita harus mencoba lagi untuk berdiri. Coba lagi, dan coba lagi.

Sampai kapan?
Ini bukan masalah kapan kau akan menyelesaikannya. Ini adalah masalah bagaimana kau menghadapinya.

Apa kau sudah menghadapinya dengan kuat?

*****

1 hal yang masih teringat di kepalaku. Dalam video itu, dia menjatuhkan badannya di depan puluhan orang yang mengikuti seminarnya.

Dan (kalau tidak salah) dia berkata, "If I fail, I try again, and again, and again. If you fail, are you going to try again? The human spirit can handle much worse than we realize. It matters how you are going to FINISH. Are you going to FINISH STRONG?"
-Nick Vujicic

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS