.

Selasa, 04 Februari 2020

"Kepalamu hanya satu, tapi kenapa kerasnya seperti batu?"

Suara itu berputar-putar di kepala.
Ada banyak kata yang terjebak, sedikit sekali yang terbaca
Kalau bisa memilih, andai bisa, bisakah memilih untuk tidak ada?
Katanya kalau seperti itu jadi tidak bersyukur
Nyatanya, selalu datang yang buruk dan gelap

Air itu jatuh lagi
Mungkin karena hal yang tidak ada
Atau justru karena hal yang diada-ada
Kenapa bisa begitu?

Andai saja bisa memilih, kalau bisa, bisakah memilih untuk tidak ada?
Katanya kalau seperti itu jadi tidak menerima, melanggar kondrat-Nya
Pernah berpikir bagaimana bisa lahir
Tumbuh dengan ingatan-ingatan yang tidak ingin diterima
Tapi jika memandang kaca
Ada yang buruk, jauh
Ada yang bertahan, ada yang tidak. Pilih mana?

Kadang malam itu datang lagi
Mengetuk lalu memanggil teman-temannya
Ia bilang, bisa lebih baik
Bisa jadi iya, bisa juga tidak

Terima saja, mau seperti apa lagi, katanya suatu kali
Pernah lihat anak kecil? Ia berjalan, terjatuh, menangis
Namun tetap berjalan lagi
Kenapa banyak berpikir?

Tidak tahu.
Kalau saja bisa memilih, andaikan bisa, bisakah untuk berdamai saja?
Tidak perlu macam-macam.
Cukup berpejam dan melompat saja.
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS