Books Review: A Man Called Ove by Fredrik Backman

Sabtu, 28 Januari 2017

Assalamu'alaikum.

Setelah beberapa minggu yang menyibukkan, akhirnya saya bisa kembali menulis review buku lagi. Akhirnya saya bisa menyelesaikan satu buku lagi di tahun ini. Dari judul di atas, pastilah kalian sudah tahu buku apa yang akan saya review kali ini. Ya, ini merupakan karya penulis Swedia yang pertama yang saya baca dan saya harap, kalian juga akan tertarik dengan buku ini.

***

Sebelumnya, saya sudah mengetahui buku ini lewat website yang saya selancari di internet. Namun saat itu saya masih belum terlalu tertarik. Ah, mungkin ceritanya akan membosankan, begitu pikir saya. Mengingat, cover dari buku ini adalah siluet lelaki tua bertongkat dan sebuah mobil Saab yang tua.

Kebetulan, beberapa minggu yang lalu saya pergi ke satu-satunya toko buku-yang menjual novel-novel-di kota saya. Sebenarnya saya mencari novel dari penulis favorite saya. Tapi, buku itu masih dalam stock kosong. Sehingga saya memutuskan untuk melihat-lihat buku yang lain dan akhirnya, bertemulah saya dengan buku Ove ini. Dan ternyata, pemikiran awal saya salah. Sangat salah.

Sebelum terlibat lebih jauh dengannya, biar kuberi tahu. Lelaki bernama Ove ini mungkin bukan tipemu.

Ove bukan tipe lelaki yang menuliskan puisi atau lagu cinta saat kencan pertama. Dia juga bukan tetangga yang akan menyambutmu di depan pagar sambil tersenyum hangat. Dia lelaki antisosial dan tidak mudah percaya kepada siapapun.

Seumur hidup, yang dipercayainya hanya Sonja yang cantik, mencintai buku-buku, dan menyukai kejujuran Ove. Orang melihat Ove sebagai lelaki hitam-putih, sedangkan Sonja penuh warna.

Tak pernah ada yang menanyakan kehidupan Ove sebelum bertemu Sonja. Namun bila ada, dia akan menjawab bahwa dia tidak hidup. Sebab, di dunia ini yang bisa dicintainya hanya tiga hal: kebenaran, mobil Saab, dan Sonja.

Lalu... masih inginkah kau mengenal lelaki bernama Ove ini?

Ketika membaca sinopsisnya, saya mulai tertarik kembali. Saya berpikir, lelaki tua seperti Ove ini, pasti memiliki alasan tertentu yang menyebabkan ia menjadi orang yang antisosial dan begitu sulit percaya kepada siapapun. Tentulah, hidup yang ia alami tidak mudah. Karena saya percaya, pasti ada alasan di setiap tindakan yang orang lakukan. Begitupula dengan Ove. Bagian yang saya ingin cari tahu adalah, ada apa dengan Ove?

Saya begitu puas dengan setiap bagian yang sedikit demi sedikit saya ketahui mengenai Ove. Beberapa memang sesuai dengan ekspetasi saya, namun itu tidak mengurangi kemenarikan dan rasa dari cerita ini. Perlahan, saya akan mengenal Ove. Lelaki yang begitu jujur dan patuh aturan. Lelaki yang kesetiaannya tidak dapat diragukan lagi.




Lelaki tua yang begitu mencintai Saab ini, memang sangat pelit dan pemarah. Terkadang, saya juga dibuat tertawa dengan tingkahnya yang jenaka. Meski sebenarnya, ia sedang tidak benar-benar bercanda. Satu-satunya orang yang ia cintai di dunia ini-selain kedua orang tuanya-adalah Sonja. Gadis yang ceria dan ramah, yang kelak menjadi pendampingnya seumur hidup. Ketika membaca bagian awal dari buku ini, segera terlukis di benak saya betapa Ove mencintai Sonja. Hingga Ove berkali-kali melakukan percobaan bunuh diri. Ya, Ove begitu hitam-putih hingga tidak ada warna yang bisa mengisinya, kecuali Sonja.

Orang mengatakan Ove melihat dunia dalam warna hitam-putih. Namun, perempuan itu berwarna-warni. Seluruh warna yang dimiliki Ove.
Hal. 62

Untuk alur ceritanya, saya tidak ingin menguraikan lebih banyak lagi. Cukuplah, rasa yang saya dapatkan di setiap lembar halaman buku itu saya simpan sendiri. Jika kalian ingin mengetahui lebih jauh, mengapa tidak mengenal Ove sendiri secara langsung? Bukankah, kita akan lebih akrab jika bertemu langsung dengan sosok itu?

Dari segi kebahasaannya, saya tidak merasa terganggu sama sekali. Meskipun terjemahan, saya tetap bisa merasakan setiap bentakkan dan rengutan Ove. Sehingga saya begitu mudah menangkap setiap makna yang ingin disampaikan dalam cerita-ceritanya. Saya menikmati keseluruhan novel ini.

Novel ini dibagi dalam 40 bagian, yang setiap bagiannya memiliki judul berbeda. Selain itu, perbagiannya berisi cerita berbeda namun saling berhubungan dengan bagian yang lain. Terkadang, beberapa bagiannya juga menceritakan kilas balik. Masa lalu yang melahirkan sosok Ove dan sikap antisosialnya. Salah satu bagian favorite saya, adalah ketika Ove sampai pada titik terendahnya. Ketika ia sudah jenuh dengan segalanya.




Melalui novel ini, saya menemukan sudut pandang baru dalam menghadapi seseorang yang memiliki perilaku dan karakter yang sama seperti Ove. Yakinlah, pasti ada sesuatu yang menyebabkan seseorang menjadi seperti itu. Mungkin ia telah kehilangan harapannya, cintanya, atau cinta yang mengisi hidupnya. Tetapi bagaimanapun buruknya orang seperti Ove ini, mereka tetap memiliki rasa kemanusiaan, kasih sayang, dan perhatian yang tinggi. Hanya saja, sulit bagi mereka untuk menunjukkan itu semua. Sebab, mereka memandang dunia tak lagi sama. Jujur saja, saya banyak belajar dari buku ini. Bagaimana luar biasanya seorang lelaki yang teguh dengan komitmennya. Pada apa yang ia yakini dan percayai. Betapa manisnya ia pada seseorang yang ia cintai, meski ia memandang dunia kini begitu hitam dan gelap. Dan betapa kerasnya ia berjuang demi orang-orang yang ia sayangi. Tidak ada yang bisa menandingi cinta dan kasih sayang seperti ini.

"Konon, lelaki terbaik lahir dari kesalahan mereka sendiri, dan mereka sering kali menjadi lebih baik setelahnya, melebihi apa yang bisa mereka capai seandainya tidak pernah melakukan kesalahan," kata Sonja lembut.
Hal. 200


Itulah yang bisa saya bagikan kepada kalian mengenai Ove. Ia lelaki yang pemarah, pelit, keras kepala, baik hati, jujur, dan setia. Mungkin, kita akan melihatnya sebagai sosok kakek tua yang pemarah dan kasar pada mulanya, tetapi ketika kita sudah mengenalnya, menilik masa lalunya, kita akan tahu bahwa apa yang telah dilaluinya selama ini, bukanlah perkara yang mudah. Dan tidak semua orang bisa menghadapinya, seperti yang ia lakukan.
***

By the way, ini merupakan buku yang sudah cukup lama dan sudah diangkat dalam bentuk film. Trailernya bisa kalian lihat di bawah ini:


Karena baru selesai membaca novelnya saat ini, saya masih belum tahu bagaimana dengan filmnya. Apakah sebagus novelnya? dan apakah ceritanya sesuai dengan ekspetasi saya? Hehe.. yang jelas, saya cukup penasaran dengan film ini.

Akhir kata, terima kasih sudah mampir dan membaca review ini. Berkenalanlah dengan Ove, sebab kalian akan belajar banyak hal darinya. Saya juga berharap kalian bisa menemukan keteguhan dan ketulusan di hati orang yang kalian cintai. Seperti Sonja, gadis penuh warna yang memperoleh cinta dan kebahagiaannya dari Ove, seorang lelaki hitam-putih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS