Bodoh!

Jumat, 21 Februari 2014

Terlalu bodoh, hingga kau tak menyadarinya!
Terlalu bodoh, hingga kau tak memahami maksudnya!
Terlalu bodoh, hingga kau tak pernah mengerti!
Terlalu bodoh, hingga kau tak tau!
Terlalu bodoh, hingga kau tak peka!
Terlalu bodoh, hingga kau merelakan begitu saja!
Terlalu bodoh, hingga kau biarkan begitu saja!
Terlalu bodoh, hingga kau lepaskan begitu saja!
Terlalu bodoh, hingga kau tak percaya!
Terlalu bodoh, hingga kau begitu pesimis!
Terlalu bodoh, hingga kau begitu lugu!
Terlalu bodoh, hingga kau................

Ah, aku lelah.

*****

"Hahahahahahahahahahahahahahaha" aku tertawa begitu kerasnya. Lalu terdiam. Memikirkan sejenak, betapa bodohnya diriku. Aku lupa, bahwa kau tak pernah tau, siapa orang yang ku maksud. Itu memang bukan salahmu. Itu adalah salahku!

Salahku, karna aku hanya diam. Lebih suka memendamnya daripada mengucapkannya. Salahku, karna aku hanya bersembunyi. Tanpa berani menampakkan diri. Salahku juga, hingga sampai saat ini kau tak pernah mengerti maksud alasanku menjadi seperti ini.

Mungkin, aku memang pembohong yang baik. Saking baiknya, semua orang begitu mudahnya kutipu. Dengan suara yang meyakinkan, mimik yang tepat, hingga alasan yang logis, kau mudah percaya dan mengerti.

Jika kau hanya melihat dan bertemu denganku selama 6 jam sehari, percayalah, aku bisa menjadi sosok yang berbeda selama itu. - Kau pahami saja, sendiri. Apa maksudku ini.

*****

Aku hampir mati putus asa. Terus mencari cara agar kau tau apa maksudku. Tapi, sampai sekarang kau tak pernah mengerti. Malah, membuang muka dan menjauh. Semakin menjauh.

Mungkin, sikapku yang jutek, membuatmu jengkel atau bahkan marah. Hingga mem-vonisku dengan berbagai kata entah yang kau sebut apa! Andai kau juga tau, aku lelah menjadi seperti ini.

*****

Apa aku boleh jujur?
Bukan ini yang ku mau.
Tapi,aku juga tak mau terperangkap dalam masalah yang sama.
Menghiraukanmu, sama saja aku memilih melompat ke jurang yang sangat dalam. Hingga saking dalamnya, aku tak pernah jatuh ke tanah yang paling dasar. Aku tak mau menunggu lagi. Selalu berharap. Dan akhirnya, mendapatkan jawaban pahit. Aku lelah! Aku capek! Aku bosan! Apa kau bisa pahami itu?

Aku tak ingin hidup sebagai bayanganmu! Yang hanya bisa mengikutimu tanpa bisa menentukan arah jalan. Yang hanya bisa tertutup ketika kau dilindungi pohon besar. Aku ingin jadi diriku sendiri. Aku ingin jadi orang yang terlihat. Khususnya olehmu! Bisakah kau hargai aku sedikit? Sedikit, saja? Minimal, kau bisa mengerti kenapa aku memilih untuk menjauhimu.

*****

Sejujurnya, aku juga bingung. Entah, apa yang sebenarnya terjadi padaku sekarang? Ada perasaan jengkel, ketika kau bisa dengan mudah tertawa. Tapi, ada apa denganku? Kenapa aku sulit sekali tertawa lepas sepertimu? Bernafas saja, masih terasa berat.

Aku memang bodoh! Karena saking bodohnya, aku masih mengharapkanmu.
Sedangkan kau? Kau bahkan tak pernah peduli!

Oh Tuhan! Kenapa Engkau menjatuhkan hatiku pada orang yang tidak tepat?
Hingga, aku harus berkali-kali mengambil perasaan itu lagi. Kenapa aku harus menyukai dia? Orang yang jelas-jelas tak pernah menganggapku.

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS