Biografi Louis Pastuer

Selasa, 05 Maret 2013


         Kali ini, saya akan menghadirkan sebuah biografi tentang ilmuwan Louis Pastuer. sekilas, ini hanya bagian cerita singkatnya saja. Louis Pastuer sendiri, adalah seorang ilmuwan yang telah banyak menemukan vaksin untuk membantu dunia kedokteran. Inilah, biografi singkatnya.. Setelah membaca, mohon tinggalkan komentar.. :)


Biografi Louis Pastuer

               Louis Pastuer, lahir pada tanggal 27 Desember 1822 di kota Dole, bagian timur Perancis. Louis lahir di rumah, di jalan yang bernama Reu Des Tanneurs, yang artinya jalan para penyamak. Salah satu alasan mengapa jalan ini disebut jalan para penyamak, karena sebagian besar tetangganya adalah penyamak kulit. Termasuk juga ayahnya Louis Pastuer. Kelak, jalan ini akan dinamai Jalan Louis Pastuer.
               Saat usia Louis menginjak tiga tahun, keluarganya pindah ke Arbois. Disinilah Louis dan ketiga saudara perempuannya dibesarkan. Mereka sering bermain di tepi sungai Cuisance. Pada usia 13 tahun, Louis telah menunjukkan kehebatannya melalui lukisan-lukisannya.
               Pada tahun 1838, saat usianya yang ke-16 tahun Louis lulus sekolah dan melanjutkan ke Ecole Normale Superieure di Paris untuk belajar menjadi guru kimia dan fisika. Berangkatlah Louise menuju Paris, 400 km dari Arbois. Louis kini menjadi mahasiswa.
               Beberapa minggu tinggal di Paris, Louis merasa tidak betah. Lalu, pada minggu keenam, ia memutuskan untuk kembali ke Arbois. Ia sekolah di Kolese di Besan On, 40 km dari Arbois. Ia menekuni kegemarannya menggambar dan melukis.
               Louis mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian masuk. Tiba saatnya pengumuman, Louis Pastuer mendapat peringkat 15 dari 20 peserta. Ia merasa tidak puas. Dan ia memutuskan untuk kembali ke Paris. Ia mendapat pemondokan di Barbet. Kegiatan hariannya dimulai dengan kuliah di sekolah terkenal, Liseum St. Louis dan kuliah di Universitas Sorbonne.
               Louis terpana ketika melihat dunia yang baru dikenalnya. Louis mengagumi Profesor Dumas. Baginya, Profesor Dumas adalah penceramah yang tak ada duanya. Louis menulis surat pada profesor Dumas tentang kuliah-kuliahnya. Pengalaman pertama di kelas terpatri di hatinya. Ia pun bersahabat dengan profesor Dumas.
               Berkat ketekunan dan kesungguhannya, Louis dapat menyelesaikan kuliahnya dengan meraih peringkat keempat dalam ujian masuk ke Ecole Normale. Pada bulan Oktober 1843, pada usia 21 tahun Louis masuk ke Ecole Normale untuk menjadi guru fisika dan kimia.
               Menjelang akhir studinya di Ecole Normale, ia memutuskan untuk mencari sesuatu yang khusus untuk dipelajarinya. Yang bisa memberinya kesempatan untuk lebih berkembang.
               Louis bertekad, bahwa ia harus menjadi guru yang baik. Segala materi yang akan diajarkan harus benar-benar ia pahami. Sehingga dapat membangkitkan semangat dan gairah belajar murid-muridnya kelak. Seperti profesor Dumas yang mempesonanya.
Dalam kuliahnya
               Salah seorang dosennya secara kebetulan mengambil contoh sebuah garam yang telah mengkristal “Garam ini tampak murni sekali. Padahal, ini terdiri dari tiga jenis kristal.” Louis terperangah.
               Kesungguhan Louis untuk belajar membawa ke jalannya sendiri untuk menemukan jawaban atas soal-soal yang paling mendasar dalam ilmu pengetahuan, dari apakah suatu zat terbentuk? Dan bagaimana kita dapat menguraikan zat itu?
               Louis mempelajari dengan teliti rangkaian senyawa. Asam tartar dan tartrat. Mulailah Louis melakukan penelitian yang pertama. Mengamati sebuah kristal dari segala sudut.
               Pada tahun 1848, Louis lulus sekolah Ecole Normale, membacakan makalahnya tentang kristal di hadapan perhimpunan ilmu pengetahuan. Di awal tahun 1849, Louis dipercaya memegang jabatan penting yang merupakan awal perjalanan karirnya.

               Louis menjadi dosen kimia di Universitas Strasbourg. Menginjak usia 26 tahun, Louis berkenalan dengan putri rektor Universitasnya yang bernama Marie Laurent. Perkenalan itu menumbuhkan benih cinta di hati Louis. Dua minggu kemudian, ia menulis surat pada bapak rektor untuk melamar Marie untuk dijadikan pendamping hidupnya.
               Tepat pada tanggal 19 Mei 1849 Louis Pastuer menikah dengan Marie Laurent. Marie bukan sekedar istri, tapi juga seorang mitra kerja yang baik. Selama 5 tahun, berikutnya, mereka tinggal di Strasbourg. Louis sibuk dengan penelitiannya kristal dan tugas mengajarnya. Pengabdian Marie tak hanya sebatas istri dan mitra kerja, namun juga sebagai calon ibu bagi anak-anak mereka.
               Pada tahun 1850, lahir anak pertama mereka, Jeanne. Setahun berikutnya, lahir anak kedua bernama, Jean Baptis. Dan lahirnya anak ketiga, Cecille. Menambah kebahagiaan mereka. Karir Louis semakin menanjak setelah tahun 1854, ia mendapat gelar profesor dan diangkat menjadi dekan fakultas sains di kota industri yang makmur. Tepatnya kota Lille.
               Para mahasiswa sangat tertarik pada kuliah-kuliah Louis Pastuer. Louis mengajak murid-muridnya mengunjungi pabrik pengolahan logam dan produk-produk teknologi yang terbuat dari baja atau logam di Perancis dan Belgia. Pada tahun 1856, Louis Pastuer dimintai saran tentang fermentasi yang gagal oleh seorang pemilik pabrik pembuatan alkohol dari gula bit, Monsieur Biqo.
               Bulan Agustus 1857, ketika sudah betul-betul yakin, ia membacakan makalahnya di depan perhimpunan ilmuwan Lille, tentang apa sebenarnya yang terjadi di balik proses fermentasi. Pada tahun 1859, Jeanne, putri tertua Louis Pastuer meninggal akibat demam tipus.
               April 1864, Louis Pastuer berpidato di di aula Universitas Sorbonne, Paris, menunjukkan  bahwa di udara terdapat jutaan, partikel debu. Pada bulan Juli, Louis Pastuer menguji fermentasi anggur ke Arbois dan menemukan teori pasteurisasi.
               1865, profesor Dumas, sahabat lama sekaligus penceramah pertama yang ia kagumi ketika kuliah dulu, mengundangnya untuk datang ke Alais, sebuah kota di Selatan Perancis.
               Bulan Juni, Louis Pastuer menyelidiki epidemi yang banyak membunuh ulat sutera di Alais Perancis Selatan. Dan pada bulan September, Camille, puteri ketiganya meninggal. Pada bulan Mei 1866, Cecille, puteri keduanya meninggal di usia 12 tahun karena demam tipus.
               Mei 1867, teorinya tentang pasteurisasi mendapat anugerah medali Penghargaan Utama pada Exposition Universelle. Tanggal 19 Oktober 1868, ketika masih sibuk dengan penelitiannya, Louis kembali ke Paris dengan perasaan aneh.
               Louis Pastuer merasa kesemutan pada seluruh tubuh bagian kirinya lumpuh dan ia terkena stroke. Ia tak dapat bicara dan bergerak. Namun, Louis tak patah semangat. Ia berusaha untuk bisa bicara lagi. Awalnya hanya sepatah dua patah kata, kemudian cukup lancar.
               Seminggu kemudian, Louis sudah mendiktekan ide-idenya kepada para asistennya. 1871, ia meneliti fermentasi yang terjadi pada bir. Dan pada tahun 1873, ia diangkat sebagai anggota Ikatan Dokter Perancis. Tahun 1876, Louis Pastuer menyimpulkan, “Setiap penyakit disebabkan oleh mikroba.”
               Pada tahun 1877 saat usianya 55 tahun, Louis Pastuer meneliti penyakit antraks yang sedang melanda wilayah Perancis Timur.  Sedangkan penelitian tentang mikroba penyebab kolera ayam mulai ia lakukan tahun 1878. Dan akhirnya, tahun 1879 menemukan vaksin kolera ayam.
               Tahun 1880, Louis Pastuer meneliti penyakit rabies. Pada tanggal 5 Juni 1881, Louis Pastuer menguji vaksin temuannya di tanah pertanian milik Pouilly-le-Fort, di desa Melun, dan berhasil. Ia juga mendapat anugerah Salib Utama oleh Legion d’Honneur. Dan pada tahun 1882, para dokter mulai menggunakan vaksin temuannya.
               1885, Louis Pastuer menulis surat pada seorang teman tentang keberhasilannya memberikan vaksin rabies pada anjing. Namun belum berani mencoba pada manusia. Pada tanggal 6 Juli 1885, Joseph Meister digigit anjing gila, lalu dibawa ke laboratoriumnya, dan berhasil sembuh dengan vaksin temuannya. Berbondong-bondong korban rabies dari penjuru Eropa menuju ke Paris untuk dirawat oleh Louis Pastuer.
               Pada tahun 1892, ulang tahunnya yang ke-70, tepatnya pada tanggal 27 Desember dirayakan dengan meriah sekaligus sebagai upacara penghargaan prestasi-prestasinya di Universitas Sorbonne.
               Setelah ulang tahunnya yang ke-70, stroke yang dideritanya semakin parah. Ilmuwan yang terkenal gigih ini, akhirnya harus menyerah ketika yang Maha Kuasa mengisyaratkan bahwa tugas mulianya telah selesai. Pada tanggal 28 September 1895, dalam usia 72 tahun, Louis Pastuer wafat.
               Sejak tahun 1888, karya Pastuer dilanjutkan di Institut Pastuer di Paris. Kini, institut itu mempunyai cabang di 60 negara. Makamnya terdapat di bawah institut tersebut. Jenazahnya dimasukkan ke dalam peti mati terbuat dari marmer dan granit.

3 komentar:

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS