Bimbang

Jumat, 17 Januari 2014

Bimbang.
Bimbang itu menyakitkan.
Ketika kau dihadapkan dengan 2 pilihan sulit.
Dan sayangnya, kedua pilihan tersebut adalah hal yang kau inginkan sejak dulu.
Aku harus pilih yang mana? Jika aku salah memilih, ku pastikan aku akan menyesal nantinya.

*****

Hari ini, sikapmu terasa aneh bagiku. Diam dan cuek. Hanya bertanya ketika aku sedang sendirian. Untuk sekali lagi, aku merasa bingung dan bimbang. "Apakah ini yang sebenarnya ku inginkan sejak dulu? Menjadi dinding untuknya bersandar tanpa memikirkan, jika aku yang roboh, kemana aku akan bersandar?" Lucu. Apa kalian pernah melihat dinding bersandar pada tembok lain?

Yang aku tau, jika sebuah tembok roboh, ia akan menjadi kepingan batu-bata kecil. Dan itulah aku. Mencoba menjadi tempat ternyaman untuknya. Melindunginya. Menjaganya. Tempatnya berteduh. Tanpa memikirkan, apa jadinya aku nanti? Tembok yang retak. Dicoret-coret. Kotor. Bagian bawahnya yang sedikit berlumut. Dan perlahan akan ambruk di telan usia.

Sebagian diriku ingin tetap menjadi tembok. Tapi, sebagiannya lagi ingin menjadi Tika. Nur Atika. Bukan tembok. Aku ingin terlihat. Kalau perlu, aku ingin membuka kelopak matamu lebar-lebar dan berteriak di depanmu, "Coba saja kau sedikit peka!" Lalu mundur beberapa langkah dan berkata dengan suara pelan, "Hey kawan, aku menyukaimu. Apa kau tak pernah sadar itu? Aku bosan hanya menjadi tembok saja. Diam. Dan tak bisa berbuat apa-apa."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS