Harapan

Jumat, 17 Januari 2014

Ketika di dekatmu, aku kehilangan kata-kata. Hanya bisa berharap, tatapan mataku dapat menyampaikan perasaanku. Jika harapan untuk memilikimu hanya sebatas mimpi, maka biarkan aku tidur untuk selamanya~

*****

Untuk kesekian kalinya, aku kembali melirik layar handphoneku. Berharap kau mengirimkan pesan untukku. Hampir setiap 15 menit, aku mengeceknya. Tapi, yang ku harapkan tak pernah ada. Sampai waktu menjelang tidur, aku mengeceknya kembali. Tapi, tak pernah ada pesan darimu.

Tunggu! Kegiatan itu berlangsung pada hari berikutnya. Kembali menunggu pesan darimu. Berharap kau akan menanyakan kabarku. Atau sekedar menanyakan tugas sekolah. Setiap hari, aku hanya menunggu. Menunggu. Dan menunggu. Terkadang, aku jenuh dengan ketidak pastian ini. Sampai kapan aku harus menunggumu? Kenapa aku tidak memulainya dari diriku sendiri? Andai saja, kau tau. Menunggu itu tak semudah yang kau bayangkan.

Berharap sesuatu yang tak pernah pasti. Hanya bisa duduk sendirian dan menerka-nerka tanpa ada jawaban yang jelas.

Suatu hari, aku memperhatikan layar ponselku. Melihat beberapa foto, dan berfikir, "Tika, sebenarnya apa yang kau tunggu? Jawaban atas perasaanmu? Dia sendiri bahkan tidak tau, kalau kau menyukainya. Jadi, untuk apa kau menunggu? Berharap dan terus berharap. Berharap dia akan peka dan menjawab semua pertanyaanmu selama ini? Tapi, kapan waktu itu datang? Apa kau harus menunggu lebih lama lagi?" Dan sejak itu, aku memutuskan untuk melupakannya.

*****

Tak terasa, waktu berlalu begitu cepat. Aku bisa bangkit dari harapan semu dan ketidak pastian. Dan sekarang, aku sudah menganggapnya biasa saja. Aku tak harus mengecek handphoneku dan menunggu pesan darimu lagi. Sekarang, aku benar-benar lepas dari harapan tentangmu!

Tapi, ternyata aku salah. Ku kira, setelah melupakanmu, semua masalah akan selesai. Tapi, ternyata harapanku tak sejalan dengan kenyataan. Aku kembali dekat denganmu. Berbagi kisah dari sepotong pesan. Dan sekarang, kau kembali membuatku menunggu lagi.

Aku kembali memeriksa ponselku. Melihat percakapan kita beberapa hari lalu, dan tersenyum kecut. "Apa arti setiap pesanmu itu? Apakah pesan itu benar-benar serius atau hanya lelucon?"

*****

Hari ini, aku kembali menunggumu. Berharap, kau mengirimkan pesan dan bertanya kabarku. Tapi, entah kenapa hari ini terasa berbeda. Kau tak mengirimiku pesan. Namun, sama seperti biasanya, aku terus menunggu dan berharap.

Menunggu dan berharap kau peduli padaku. Atau yang lebih baiknya, kau memberikan kepastian untukku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS